Genjitsushugisha no Oukokukaizouki Arc 3 Chapter 3 B

Arc 3
Chapter 03 – Negosiasi B

Penerjemah : Zen Quarta
Editor : –
Sumber English : Yukkuri

“Whoa, benar-benar pemandangan yang luar biasa.” (Souma)

Melihat kebawah dari atas benteng Van, aku dapat melihat formasi dari 50.000 prajurit dari Pasukan Elfrieden disekitar Amidonia, dan disisi berlawanan, aku dapat melihat formasi dari hampir 50.000 prajurit dari Pasukan Grand Chaos. Disisi Kekaisaran juga terdapat 5000 prajurit dari Pasukan Amidonia, jadi totalnya hampir 60.000 prajurit. Jumlah prajurit itu lebih banyak dari pada di pertempuran sebelumnya dan semuanya berkumpul didepan mataku.

“Jika kamu melihat-lihat, pasukan musuh yang datang dan berkumpul, sungguh menyenangkan ♪” (Souma)

“Lagu apa itu?” (Liscia)

“Ini adalah hasil pengubahan dari lagu perang dari negaraku pada saat masa perang…. Sesuatu seperti itu.” (Souma)

Nadanya meniru lagu 【 Tutup dan buka 】. Nenekku pernah berkata, “【 tutup dan buka 】 awalnya adalah lagu rakyat asing. Ketika itu pertama kali tiba di Jepang liriknya adalah 【 Jika kamu melihat sekeliling, ada pohon hijau yang bercampur dengan bunga sakura 】”. Lagu yang baru saja kunyanyikan adalah modifikasi dari lagu 【 Jika kamu melihat sekeliling 】. Liscia yang berdiri disampingku, menjawab dengan keheranan.

“Pada saat bagaimana lagu itu dinyanyikan? Jika pasukan musuh benar-benar datang, apa yang akan terjadi?” (Liscia)

“Pertama, tanpa diragukan, kita akan kalah. Benarkan, Hakuya?” (Souma)

Hakuya yang berdiri disampingku mengangguk mendengar pertanyaanku.

“Sama seperti yang Anda katakan, Yang Mulia. Berdasarkan jumlah prajurit, jenderal, perlengkapan, pengalaman dan moral…. Negara kita kalah dari Kekaisaran dalam setiap aspek. Jika ini berubah menjadi pertempuran, Pasukan kita tidak punya kesempatan untuk menang.” (Hakuya)

“…. Tentu saja, kan.” (Souma)

Pertempuran di kendalikan oleh 【 Surga, Bumi, dan Manusia 】, itu adalah 【 Kesempatan Surgawi (Waktu penyerangan), Keuntungan duniawi (keuntungan geografis), dan harmoni manusia 】. Kekaisaran, pemimpin dari pasukan anti-Pasukan Raja Iblis, memiliki waktu penyerangan dan Pasukan Amidonia memiliki keuntungan geografis. Namun, jika aku ditanyai apakah Kerajaan memiliki harmoni manusia untuk menantang Kekaisaran, maka aku hanya bisa menjawab: tidak. Aku hanya dapat mengirimkan prajurit dari Angkatan Darat dan Angkatan Udara, sehingga mereka bisa dibebaskan dari kejahatan pemberontakan mereka. Itu tidak buruk jika musuhnya hanya Amidonia,, tapi ketika musuh unggul dalam segala aspek, atau Pasukan Kekaisaran, maka tentu saja kami tidak dapat mengharapkan semangat bertarung dari para prajurit kami.

“Jika kita setidaknya dapat menang dalam hal perlengkapan….” (Souma)

Bahkan ketika dilihat dari tempat ini, Aku dapat melihat pasukan Rhinosaurus yang dipasangi Meriam. Aku telah mendengar bahwa Rhinosaurus sering digunakan dalam pengepungan benteng, tapi kelihatannya Kekaisaran telah menggunakannya lebih jauh lagi sebagai artileri bergerak. Sebenarnya, aku juga memiliki ide seperti itu, tapi agar Rhinosaurus dapat dilengkapi dengan meriam, mereka harus dilatih terlebih dahulu, jadi mereka tidak akan ketakutan saat mendengar suara ledakan mesiu. Karena Rhinosaurus yang kami miliki dikumpulkan dengan ‘permintaan tolong’ milik Tomoe-chan, aku telah mengurungkan niat untuk ‘melatih’ mereka.

Menjengkelkan memang saat melihat bahwa Kekaisaran telah mengimplementasikan pasukan yang telah kupikirkan. Tapi yah, jika orang yang awam dalam militer sedikit memikirkannya, maka mereka juga akan mendapatkan ide yang sama. Selama ada permintaan, maka sebagian dari ide-ide itu akan di implementasikan. Tentu saja tidak harus bertempur, hanya membuat sesuatu yang dapat digunakan sebagai kartu negosiasi. Sebaliknya, dapat dikatakan bahwa Pasukan yang tersebar didepan mataku adalah kartu yang disiapkan oleh Kekaisaran. Meskipun aku mengetahui hal itu, situasi ini agak membingungkan.

“‘Tuanku’, disana ada ‘pasukan’ yang aneh*.” (Aisha)
*TN: Sebenarnya ada permainan kata disini, tapi saya tidak bisa menemukan arti yang cocok. Jadi anggap saja itu permainan kata (lol)

Ditempat yang tak jauh dariku, Aisha, yang melihat kearah pasukan musuh, mengatakan hal itu.

“Apa-apaan permainan kata yang buruk itu?” (Souma)

“Ti-tidak, anda salah, Yang Mulia! Maksud saya adalah pasukan musuh! Saya dapat melihat disana ada sekelompok prajurit yang mengenakan armor berwarna hitam!” (Aisha)

“Hitam?… Aku tidak dapat melihat prajurit manusia dengan jelas dari sini.” (Souma)

“Dark Elf memiliki mata yang bagus. Kelompok itu membawa senjata yang sangat panjang.” (Aisha)

“Saya pikir mungkin itu adalah 【 Magic Armored Corp 】.” (Hakuya)

Hakuya mengatakan hal itu. Itu baru pertama kali mendengar julukan itu.

“Magic Armored Corp?” (Souma)

“Mungkin itu dapat dikatakan sebagai infanteri tombak berarmor berat spesialis dalam pertarungan anti-sihir. Helm dan Armor berwarna hitam itu menghasilkan penghalang yang dapat menahan segala jenis sihir secara terus menerus. Dikatakan bahwa wilayah Kekaisaran meluas hanya sejauh prajurit itu dapat bergerak, jadi mereka adalah Pasukan berharga milik Kekaisaran yang paling mereka banggakan.” (Hakuya)

Oh, benarkah…. Memang infanteri tombak adalah jenis pasukan yang membawa tombak panjang untuk pertarungan anti-kavaleri. Meskipun, aku hanya mengetahui hal itu dari game, mereka akan membentuk formasi phalanx untuk melawan serangan kavaleri. Jadi mereka adalah korps yang mengangkat tombak mereka untuk membalas sebuah serangan. Tentu saja, aku percaya bahwa mereka dapat menjadi korps yang kuat tergantung dengan situasinya… Tapi mereka sampai disebut pasukan berharga? Aku bertanya kepada Hakuya tentang hal itu.

“Yang Mulia, apakah anda ingat alasan kenapa infantri mesiu tidak pernah muncul di dalam maupun di luar benua ini?” (Hakuya)

Dia bertanya balik kepadaku.

“Karena kekuatan serangan yang dimiliki sihir lebih tinggi dan jangkauan serangannya juga lebih jauh, jadi senjata yang menggunakan mesiu tidak diperlukan, kan? Itulah sebabnya sebagian besar meriam proyektil hanya digunakan dalam pertempuran laut atau saat menyerang dinding yang diperkuat dengan sihir.” (Souma)

“Itu benar. Selain itu, makhluk hidup yang hidup di benua ini memiliki kulit yang keras, jadi rata-rata infanteri yang menggunakan mesiu tidak dapat melukai mereka.” (Hakuya)

Dengan kata lain, karena mereka bahkan tidak dapat menggunakannya sebagai senjata berburu, tidak ada alasan untuk mengembangkan senapan. Tapi, mereka seharusnya telah mengembangkan rifle atau peluru yang bisa menembus armor kan? Bahkan senapan yang hanya dapat menembakkan peluru berbentuk bulat seharusnya sudah tersebar luas (Harquebus milik jepang adalah bentuk awal dari senapan). Jika kami dapat memproduksi rifle semacam itu, maka itu seharusnya dapat meningkatkan kekuatan negara. Tapi bahkan jika aku mengetahui sejarah senapan, seperti yang diduga, aku tidak tahu tentang cara pembuatannya. Hakuya melanjutkan penjelasannya.

“Selanjutnya, tergantung dengan kesesuaian nya, sebuah armor juga dapat ditingkatkan dengan efek pengurang damage. Sebaliknya, untuk menerobos armor itu, sebuah senjata juga harus diperkuat dengan efek peningkatan damage.” (Hakuya)

“Ah, sebuah lingkaran setan….” (Souma)

“Ya. Ada juga fakta bahwa sihir penguat untuk armor dan senjata akan menjadi lebih kuat jika digunakan pada benda berjumlah banyak. Dengan kata lain, di dunia ini, anak panah lebih kuat dari pada peluru, tapi anak panah lebih lemah dari pada tombak.”

Jadi artinya, bahkan jika kami mengembangkan rifle, sebuah peluru kecil tidak akan memiliki banyak kekuatan? Hari dimana terciptanya korps yang menggunakan senapan menjadi semakin jauh….

“Bahkan di dunia ini, menggunakan sihir atau bombardir dari para ksatria wyvern tidak akan efektif terhadap mereka dan serangan kavaleri hanya akan di serang balik. Juga tidak mungkin untuk menyerang mereka menggunakan meriam (mereka tidak meledak), jadi pada akhirnya, para prajurit yang memakai helm dan armor hitam itu akan mendekat dengan perlahan. Bagi sisi musuh, itu akan menjadi…..” (Hakuya)

“Cukup horor. Mereka hanya akan melihat mereka sebagai Tentara Neraka.” (Souma)

Jika mereka bertempur di wilayah yang datar, mereka tak akan terkalahkan. Jadi mungkin bertempur dengan mereka di wilayah perbukitan atau rawa-rawa yang memiliki pijakan buruk, memancing mereka kearah jebakan, atau mengepung mereka dan menyebabkan kekacauan pada formasi mereka…. Adalah sesuatu yang kupikirkan, tapi rencana itu hanya bisa dilakukan dalam pertempuran defensif. Akan sulit bagi penyerang untuk bertempur ditempat yang mereka pilih. Jadi ungkapan 【 wilayah sejauh yang dilewati Magic Armored Corp 】 benar-benar cocok untuk mereka.

“Selain itu, Pasukan Kekaisaran juga memiliki unit yang kuat selain Magic Armored Corp.” (Liscia)

Liscia berkata kepadaku sambil melihat barisan musuh.

“Bukan hanya Ksatria Wyvern, mereka juga memiliki Ksatria Griffin yang dikatakan sebanding dengan Ksatria Naga. Korps penyihir yang lebih unggul dari kita dalam hal jumlah dan keahlian, dan juga Korps Rhinosaurus yang terspesialisasi pertempuran…. Jika kita bertempur dengan Kekaisaran, maka kita harus menghadapi semua itu.” (Liscia)

Ah…. Dia benar. Pasukan musuh tidak hanya memiliki Magic Armored Corp. Jadi pemikiranku tentang bertempur dengan mereka ditempat yang aku pilih adalah hal yang bodoh.

“…. Seperti yang diduga, kita tidak dapat menang melawan Kekaisaran.” (Souma)

“Souma….” (Liscia)

“Yang Mulia….” (Aisha)

Karena Liscia dan Aisha menunjukkan ekspresi khawatir, aku sedikit tersenyum.

“Belum, setidaknya untuk saat ini.” (Souma)

“”!?”” (Liscia) (Hakuya) (Aisha)

“Lalu, haruskah kita menyambut Jeanne dan Julius?” (Souma)

Ketika aku mengatakan hal itu, ketiga orang lainnya menjawab dengan penuh semangat

“””Baik, Yang Mulia!””” (Liscia) (Hakuya) (Aisha)

***

Ruang Pertemuan di Istana Van

Di ruang pertemuan yang memiliki warna dan dekorasi yang lebih mewah dibandingkan dengan yang ada di Istana Parnam, aku duduk di singgasana. Berdiri di atas karpet beberapa langkah dibawahku ada adik dari Kaisar Wanita Kekaisaran Grand Chaos, Jeanne Euphoria, dan anak tertua dari mantan Duke Amidonia Gaius VIII, Julius. Julius, yang baru pertama kali kutemui, adalah seorang pria tampan yang berusia sekitar 20 tahunan dan memiliki perasaan dingin sama seperti Hakuya, tapi matanya, yang tampaknya melihat orang seolah-olah mereka lebih rendah dari pada dirinya, memberikan perasaan tidak nyaman kepadaku. Dia adalah seorang ikemen yang tidak bisa aku sukai, atau singkatnya, seorang ‘eerikemen*’.
*TN: Seorang ikemen yang tak disukai.

Sisi kami yang berhadapan dengan mereka hanyalah Liscia dan Hakuya yang berada dikedua sisiku, dan Aisha, yang bertindak sebagai pengawal, dibelakangku. Melihat hal ini, Jeanne memiringkan kepalanya.

“Sungguh tak terduga. Saya membayangkan bahwa negosiasi ini akan diawasi oleh banyak prajurit.” (Jeanne)

“Prajurit tidak diperlukan untuk bertemu dengan kalian yang hanya berdua, kan? Itu akan menjadi ketidak sopanan.” (Souma)

“Benar sekali. Sebuah pandangan yang mengagumkan.” (Jeanne)

Jeanne berkata dengan kagum, tapi didalam pikiranku, aku menjulurkan lidahku. Aku hanya percaya bahwa jika penguasa didalam Kisah Tiga Kerajaan melakukan apa yang Jeanne katakan, maka akan ada kejadian memalukan dimana sang utusan berkata, “Anda hanya bertemu dengan dua orang, tapi etiket Kerajaan untuk mengelilingi seseorang dengan banyak prajurit?” atau “Apakah anda merasa tidak aman jika disini tidak ada prajurit yang melindungi anda?”…. Jadi aku melakukan ini untuk membungkamnya.

“Yah…. Selama disini ada nona dibelakang anda, anda akan merasa aman, kan?” (Jeanne)

Mata tajam milik Jeanne menatap Aisha. Apakah orang militer mengeluarkan aura atau sejenisnya? Dia dapat dengan akurat menebak kemampuan Aisha. Aisha membungkuk sambil tetap diam.

“Anda memiliki seorang prajurit yang menakjubkan. Saya ingin bertarungan dengannya sekali, tapi saya pikir saya akan kesulitan untuk menang. Seperti yang diharapkan dari Raja Souma, anda memiliki bawahan yang menakjubkan.” (Jeanne)

Apakah itu sebuah pujian. Aku tidak dapat melihat seberapa banyak kebenaran dalam perkataan itu. Dia bukanlah seseorang yang akan mundur hanya dengan melihat penampilan gagah yang dimiliki Aisha, kan?

“Jadi, Kamu cukup berani untuk tidak membawa pengawal meskipun kamu akan menghadap Raja negara ini. Apakah kamu tidak khawatir akan di bunuh?” (Souma)

“Saya datang kesini sebagai utusan perdamaian. Kenapa saya harus khawatir akan dibunuh?” (Jeanne)

Jeanne, yang mengatakan hal itu sambil tersenyum, adalah seorang aktris yang cukup bagus. Dia tidak ‘membawa satupun pengawal’, tapi bukankah ada korps mata-mata milik Kekaisaran yang telah menyusup ke Istana ini untuk melindungi dirinya? Mungkin saat ini, mereka tengah beradu pedang dengan Korps Angkatan Laut milik Juna-san yang menjaga pertemuan ini. Selanjutnya, aku mengalihkan tatapanku kearah Julius.

“Ini adalah sebuah kehormatan karena akhirnya dapat bertemu denganmu. Aku adalah Souma Kazuya.” (Souma)

“…. Duke Amidonia, Julius.” (Julius)

Julius menyebut dirinya sebagai Duke sambil tidak menyembunyikan permusuhan yang tampak di matanya. Dia tidak dapat melakukan upacara penobatan karena kamu menduduki Van, jadi dia seharusnya tidak dapat memperkenalkan dirinya sebagai seorang Duke, tapi aku tidak dapat mengatakan hal itu karena aku juga berada pada situasi yang sama dengan dirinya*.
*TN: Ingat bahwa sampai saat ini, Souma belum dinobatkan secara resmi. Hak untuk mewarisi takhta sebenarnya dimiliki oleh Liscia, jadi kecuali Souma menikahinya, dia hanya akan menjadi, sesuai dengan perkataannya, seseorang yang berpura-pura menjadi Raja (pura-pura berarti “melakukan tugas milik orang lain untuk sementara”) dan bukan Raja yang sesungguhnya.

“Lalu, apa tujuan dari kunjunganmu hari ini?” (Souma)

“….. Jangan bercanda. Cepat kembalikan Van!” (Julius)

“Julius-dono….” (Jeanne)

Jeanne membuat wajah masam seolah-olah dia menelan serangga, tapi Julius mengabaikannya dan terus berbicara.

“Dukedom Amidonia milik kami adalah anggota 【 Deklarasi Kemanusiaan 】. Ada sebuah ketentuan dimana 【 Perubahan batas negara karena aksi militer tidak akan di akui 】! Aksi Elfrieden dengan merebut Van menggunakan aksi militer melanggar ketentuan itu, jadi aku menuntun untuk segera mengembalikan Van!” (Julius)

“Katakan apa yang kamu suka, tapi….” (Souma)

Aku mengistirahatkan tanganku ke singgasana dan menempatkan daguku diatasnya sebelum kembali berbicara.

“Yang menyerang Kerajaan Elfrieden belum lama ini tidak lain adalah sisi-mu, kan? Sisi-mu adalah yang pertama berencana untuk mengubah perbatasan dengan kekuatan militer, tapi ketika kamu kalah perang, kamu mengeluh tentang pelanggaran ketentuan. Bukankah itu agak tidak masuk akal?” (Souma)

“……. Invasi ke kerajaan Elfrieden adalah…. Tindakan yang dilakukan oleh Ayahku, Gaius dengan se enaknya.” (Julius)

“Tapi kamu juga pergi dalam pasukan yang sama, maka itulah sebabnya kamu juga memiliki kejahatan yang sama. Sebagai permulaan, sebelum memulai negosiasi tentang pengembalian wilayah, pertama-tama kamu harus meminta maaf karena menyerang negara kami, kan?” (Souma)

“Kugh….” (Julius)

“Julius-dono, apa yang Raja Souma katakan benar. Karen posisi kita saat ini adalah untuk meminta pengembalian wilayah, kita harus menunjukkan niat baik yang kita miliki dengan meminta maaf terlebih dahulu.” (Jeanne)

Julius benar-benar terlihat jengkel, tapi karena, Jeanne, yang merupakan harapannya yang terakhir berkata demikian, maka meskipun dia tidak menyukainya… tidak, benar-bena~ar tidak menyukainya, dia menundukkan kepalanya.

“….. Meskipun itu adalah tindakan pribadi yang dilakukan oleh Duke Gaius yang menyerang negaramu, ini adalah kesalahanku karena tidak mampu untuk menghentikannya. Aku minta maaf untuk hal itu.” (Julius)

“Aku bertanya-tanya kenapa aku tidak mendengar satupun kalimat permintaan maaf….” (Souma)

“Namun, situasi saat ini adalah negara kami yang telah diserang oleh negaramu, Karena kami adalah anggota Deklarasi Kemanusiaan, kami memiliki hak untuk mengajukan protes kepada Kekaisaran, untuk meminta pengembalian wilayah ini.” (Julius)

“Kebanggaan ‘Aku akan menyerahkannya kepada orang lain’ seperti itu. Julius mungkin mengatakan hal itu, tapi bagaimana pendapat Kekaisaran mengenai hal ini?” (Souma)

Melihat aku menariknya kedalam permasalahan, Jeanne mengangkat bahunya.

“Kekaisaran tidak ingin mendukung Amidonia karena mereka telah menuai apa yang mereka tanam. Namun, karena mereka adalah anggota Deklarasi Kemanusiaan, kami tidak dapat menolak permintaan mereka.” (Jeanne)

“Dengan kata lain, Kekaisaran berharap agar kami mengembalikan wilayah yang kami rebut selama perang, dimulai dengan Van?” (Souma)

“Itu benar.” (Jeanne)

Yah, aku telah menduga bahwa Kekaisaran akan mengambil posisi seperti itu. Aku mulai merasa kesal pada Julius, yang berdiri disampingnya sambil membuat wajah yang seakan mengatakan: ini adalah kebenaran. Tapi ini berjalan sesuai dengan yang ku perkirakan. Oleh karena ini, aku menjawab sesuai dengan yang ada didalam perkiraanku.

“Aku menolak.” (Souma)

← PREV | Table of ContentsNEXT →

7 Comments Add yours

  1. touya says:

    Digantungin nih,
    Harus sabar menanti chapter selanjutnya ni..
    Semangat zen tl-nya

    Like

  2. lanjutt min jgan d tolakk,,

    Like

  3. eko says:

    Nanggung amat kenapa ngga sampai negosiasi selesai :v

    Like

  4. Budi Setiadi says:

    berentinya di tengah” negosiasi malah bikin penasaran -_-

    Like

  5. Joko says:

    Lanjutkan min

    Like

Leave a comment