Infinite Dendrogram Volume 3 Chapter 1 A

Volume 3
Chapter 1 – Pelajaran dan Reuni (Bagian 1)

Penerjemah: Zen Quarta
Editor: –
Sumber English: J-Novel Club

Paladin, Ray Starling

Ini adalah pagi hari setelah hari mengerikan dimana aku bertarung melawan Gouz-Maise Gang dan Revenant Ox-Horse.

Sebelum fajar menyingsing, Aku dan Nemesis sedang berpacu di Nex Field dengan menaiki Silver sambil membicarakan apa yang akan kami lakukan mulai sekarang dan memburu monster lokal.

Mengalahkan Gouz-Maise telah membuat level-ku naik menjadi 39, dan perburuan ini telah menaikan level-ku menjadi 40. Total HP-ku saat ini telah melewati angka 5000.

Bisa menunggangi Silver telah meningkatkan kecepatan dan keefektifan perburuanku. Apa yang menurutku paling efektif adalah menembakkan Purgatorial Flame pada sekelompok monster saat aku berpapasan dengan mereka.

“Seorang pria berpakaian merah-hitam yang menunggangi kuda sambil menembakkan api tanpa mengucapkan ‘asalamualaikum’ dan kemudian pergi begitu saja,” kata Nemesis. “Tidak peduli bagaimanapun kau melihatnya, itu tampak seperti deskripsi milik seorang penjahat.”

“Aku tau,” kataku.

Tapi, aku merasa bahwa membunuh monster biasa dalam jumlah banyak adalah cara yang lebih mudah untuk leveling di bandingkan dengan harus bersusah payah membunuh satu boss monster, tapi terserahlah, pikirku.

Sesaat merasa puas dengan level-ku, aku berhenti berburu dan memutuskan untuk melakukan beberapa pengujian. Khususnya, aku ingin melihat apa yang dapat dilakukan oleh Silver dan Grudge-soaked Greaves, Gouz-Maise. Bonus stats yang ada pada Greaves ini sama seperti yang dikatakan di deskripsi item, sementara pengumpulan energi yang disebabkan oleh Grudge Conversion kelihatannya bekerja sesuai dengan yang di inginkan.

Juga, aku menyadari bahwa dendam yang dibutuhkan tidak harus berasal dari orang mati. Emosi negatif yang dikeluarkan oleh orang yang masih hidup memang lebih lemah dibandingkan dengan yang sudah mati, tapi mereka masih dapat diubah menjadi MP dan SP.

Itu artinya membiarkan musuh tetap hidup dan menyiksa mereka adalah cara yang bagus untuk mengumpulkan kedua stats tersebut. Namun, semudah apapun kelihatannya, ide untuk benar-benar melakukan hal itu membuatku ketakutan.

Skill lain yang ada pada sepatu ini—Rider and Horse, As One—telah membuktikan efeknya kemarin, saat aku mulai menggunakan bonus skill Horse Riding untuk menunggangi Silver. Dengan demikian, sekarang adalah saatnya menguji skill yang dimiliki Silver.

Ada tiga skill yang dimiliki Silver—Running, Wind Hoof, dan sebuah skill unknown yang hanya menunjukkan “???” pada deskripsinya. Miasmaflame Bracer juga memiliki skill yang masih terkunci, jadi aku hanya bisa menduga bahwa skill unknown bukanlah sesuatu yang begitu langka.

Skill pertama adalah Running, yang—sama seperti namanya—merupakan sebuah skill yang membuat Silver dapat berlari saat seseorang menungganginya. Kecepatan dan kualitas larinya tergantung pada level skill Horse Riding milik penunggangnya. Sungguh seperti kuda, pikirku.

Lalu ini adalah skill lainnya, Wind Hoof. Skill ini hanya bisa digunakan jika skill Horse Riding milik penunggangnya berada di atas level 3 atau skill Riding berada di atas level 6. Deskripsinya mengatakan bahwa skill ini “Memungkinkan perjalanan udara dengan cara memadatkan udara yang ada di bawah kaki kuda” dan “Menggunakan MP penunggangnya untuk menciptakan sebuah pelindung dari udara yang dipadatkan.”

Perbedaan antara Horse Riding dan Riding adalah fakta bahwa skill Horse Riding hanya dapat digunakan untuk menunggang kuda dan oleh karenanya membuatnya dapat digunakan dengan lebih baik pada level yang lebih rendah, sementara Riding dapat digunakan pada apapun yang dapat dinaiki dengan ganti membutuhkan level yang lebih tinggi.

Karena aku sudah menunggang kuda pada saat kembali dari Mountain Belt menuju Gideon dan sejak pagi ini sebelum fajar tiba, skill Horse Riding-ku telah mencapai level 2. Bonus +1 yang di dapat dari skill Rider and Horse, As One membuatnya menjadi level 3, dan membuatku dapat menggunakan Wind Hoof.

Aku mencobanya dan… memang benar, kami terbang. Meskipun itu lebih seperti “berlari di atas pijakan tak terlihat di udara” dibandingkan dengan “terbang.”

“Whoa.” Aku hanya bisa merasa tergerak.

“Sungguh pemandangan yang indah.” Nemesis juga merasakan hal yang sama denganku. Ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa kualami di dunia nyata.

Namun, semenakjubkan apapun pengalaman itu, fakta bahwa kami seperti sedang menunggangi kuda di atas kaca membuatku merasa sedikit cemas dan takut. Tapi, aku sudah agak terbiasa dengan hal ini setelah satu jam atau lebih. Untungnya, Silver menggunakan MP-nya sendiri untuk menggunakan kemampuan berlari di udara ini, dan membuat MP-ku sama sekali tak tersentuh.

Namun, skill ini dapat digunakan dengan cara yang akan menguras MP-ku.

Itu adalah pelindung dari udara yang dipadatkan. Berdasarkan deskripsi skill, aku dapat menggunakannya untuk melindungi diriku dari serangan.

Kebetulan sekali ada seekor Goblin Archer tepat di bawahku, jadi aku menggunakannya untuk melihat sejauh mana skill ini bekerja.

“Maju lu, tembak!” teriakku. Hasilnya sederhana—anak panahnya menembus pelindung seolah-olah itu tidak pernah ada di sana dan menancap di tubuhku.

Dengan sedikit panik, aku menggunakan Purgatorial Flame untuk membakar Goblin Archer yang ada di bawah.

Njir, aku tau kalau aku sendiri yang melakukannya, tapi terbang di udara sambil menghujani mereka yang ada di atas tanah menggunakan api benar-benar terasa jahat, pikirku.

Goblin itu mencoba untuk melawan, tetapi semua anak panahnya terbakar sebelum dapat mencapaiku.

Setelah aku melewati kejadian tak terduga itu, aku mulai menganalisa apa yang barusan terjadi. Masalahnya sudah jelas—pelindung yang diciptakan oleh Wind Hoof terlalu lemah.

Aku mulai memikirkan kenapa bisa seperti itu, dan tidak butuh waktu lama bagiku untuk menemukan akar permasalahannya.

Aku hanya tidak memakai cukup MP. Dengan jumlah maksimal MP-ku yang begitu rendah, aku secara tidak sadar menggunakannya dengan hemat dan—tentu saja—tidak mendapatkan hasil yang kumau.

Saat mencobanya lagi, aku menggunakan seluruh MP-ku. Lawanku selanjutnya adalah seekor Goblin Warrior.

“Maju lu!” teriakku.

Hasilnya sederhana—kapaknya menghancurkan pelindung seakan-akan itu tidak pernah ada di sana. Aku memang melihat ada kumpulan udara mirip dinding di sana, tapi kapak itu memotongnya seperti selembar kertas.

Dengan jarak sekecil rambut, aku berhasil menghindari kemungkinan terbelah dua karena serangan kapak itu dan mulai melawan Goblin Warrior yang tadi. Tentu saja, aku berhasil memenangkannya, tetapi tidak memiliki sedikitpun MP membuat pertarungan itu lebih sulit dari seharusnya.

“Ini tidak bagus,” kataku.

“Memang, tidak bagus,” angguk Nemesis.

Efek berlari di udara milik Wind Hoof memang sangat berguna, tapi dengan jumlah MP-ku yang seadanya, aspek pelindung yang ada sepertinya benar-benar tidak berguna.

“Jika kau bertanya kepadaku, tingkat efisiensinya sepertinya sangat buruk,” tambah Nemesis.

Ya, beneran, pikirku. Miasmaflame Bracer—sebuah special reward—mengizinkan penggunaan skill kuat seperti Purgatorial Flame dan Hellish Miasma dengan konsumsi MP yang lebih sedikit dari pada Wind Hoof. Aku hanya bisa menduga bahwa itu adalah bukti seberapa hebatnya special reward itu, dan…

“Ah,” Aku mengatakan itu saat sebuah ide muncul di kepalaku. Aku memiliki sebuah combo yang bisa digunakan.

Kemudian aku mencobanya. Dan hasilnya sederhana—sebuah sukses besar. Bukan hanya pelindung itu tetap aktif, hal itu juga meningkatkan kemampuan defensifnya secara luar biasa.

Satu-satunya masalah adalah efek samping tak terduga yang membuatku tertutupi lumpur.

Juga, ada sesuatu yang harus selalu kuingat.

“Aku tidak bisa menggunakan ini di tengah kota,” kataku.

“Tak diragukan lagi, itu adalah cara cepat untuk masuk ke dalam daftar pencarian orang,” komentar Nemesis.

Cara baru untuk menggunakan skill ini begitu berbahaya sehingga kami memutuskan untuk tidak menggunakannya kecuali jika situasi memanggil.

*

Setelah kami selesai melakukan pengujian, kami kembali ke kota, aku mandi di penginapan, dan kemudian pergi menuju kantor ksatria Gideon. Aku pergi kesana karena Liliana telah memintaku untuk melaporkan kehancuran Gouz-Maise Gang kepada mereka.

Aku memasuki kantor yang terletak di distrik pertama Gideon dan melihat banyak orang mirip Ksatria yang berlari kesana-kemari dengan sibuk. Mereka tampak lima kali lebih sibuk dari pada siswa SMA yang sedang mempersiapkan acara festival sekolah.

Kelihatannya akan ada event yang segera terjadi, dan mereka sedang bekerja keras untuk mempersiapkannya.

Mencoba untuk tidak mengganggu mereka, aku pergi melalui lorong yang tidak terlalu ramai dan pergi menuju kantor yang telah Liliana beritahukan kepadaku.

Namun, sebelum aku sampai kesana…

“Ah.”

… Aku berpapasan dengan ksatria berarmor putih yang wajahnya kukenali—orang yang Liliana panggil “Sir Lindos.” Dari caranya berhenti dan menatap ke arahku, bisa dibilang bahwa dia juga mengenaliku.

“Halo,” aku menyapanya. Namun apa yang kudapat sebagai jawaban hanyalah kesunyian.

Yah, aku sudah tau bahwa dia tidak terlalu menyukai kami para Master, jadi terserahlah, pikirku.

Tidak terlalu memikirkan sikapnya, aku mulai kembali berjalan menuju kantor.

“Kudengar bahwa kau mengalahkan Gouz-Maise Gang,” kata Sir Lindos tepat sebelum aku mulai berjalan.

“Ya,” jawabku. “Aku tidak bisa bilang kalau aku melakukannya sendirian, sih.”

Mendengar hal itu, dia menutup matanya dalam diam. “Terima kasih.”

Kemudian dia pergi setelah mengatakan hal itu.

“Huh?”

Bagaimana aku harus menanggapi hal itu? Pikirku.

“Mungkin dia hanya ingin mengungkapkan rasa terima kasihnya?” kata Nemesis.

“Tapi dari semua orang, kenapa harus dia?”

“Kau kira aku tau.”

Sedikit kebingungan dengan apa yang barusan terjadi, aku kembali berjalan menuju kantor.

*

Kantor ksatria Gideon memiliki area bebas masuk yang digunakan untuk menerima permintaan warga dan sejenisnya. Tentu saja, ada banyak area terlarang yang tidak boleh dimasuki oleh para warga, tapi kantor yang sedang kucari berada di area bebas masuk. Ada petunjuk yang membantu orang-orang untuk berkeliling di tempat ini, jadi aku tidak kesulitan untuk sampai di tempat tujuanku, dimana aku dengan cepat mulai menjalani prosedur-prosedur yang di perlukan.

Selama proses tersebut, aku diberitahu sesuatu tentang imbalan atau sejenisnya, tapi aku tidak ingat sebagian besar dari hal itu. Hampir semua waktu kunjunganku kuhabiskan untuk melihat dan menandatangani dokumen.

Sebagian besar dari dokumen itu terlihat aman, dan aku tidak ragu untuk menandatanganinya, tapi aku menolak untuk menandatangani dokumen yang memberiku “Hak untuk Mendapatkan Harta Curian milik Gouz-Maise Gang.”

Aku tidak bisa menyangkal kalau aku sedang kekurangan uang. Tentu, denganku yang mendapatkan Grudge-soaked Greaves, aku tidak perlu lagi membeli Amulet of the Equestrian Tribe untuk mendapatkan skill Horse Riding, tapi tipisnya dompetku tetap saja merupakan sebuah masalah. Namun, aku benar-benar menolak ide untuk memiliki uang yang di dapatkan para bajingan itu dengan cara menculik anak-anak. Itulah sebabnya aku meminta kantor untuk mendonasikan uang itu ke organisasi yang menolong anak-anak.

Karena Hugo juga memiliki hak atas kekayaan kotor itu, satu-satunya penyesalanku adalah kenyataan bahwa aku memutuskan hal itu tanpa mendiskusikannya dengannya terlebih dahulu. Tentu, surat yang dia tulis mengatakan bahwa dia tidak memerlukan imbalan, tapi tetap saja aku merasa tidak enak karena telah memutuskannya sendirian. Jika dia tidak setuju dengan keputusan ini, aku berniat untuk memberikan semua imbalan yang kudapat dari guild kepadanya.

Namun, aku merasa bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi. Aku dan Hugo belum kenal terlalu lama, tapi aku yakin bahwa dia akan melakukan hal yang sama sepertiku jika posisi kami ditukar.

Kami mirip, dan bukan hanya karena kami berdua adalah Master Maiden.

Setelah aku selesai menandatangani dokumen, aku diberitahu bahwa setelah ini mungkin aku akan dihubungi cepat atau lambat, jadi aku memberikan alamat penginapan yang kutempati di Gideon kepada mereka. Dengan itu, prosedurnya telah selesai, dan aku mulai berjalan keluar dari kantor.

Namun, sebelum aku pergi, salah satu pekerja yang ada di sana berdiri.

Menghadap ke arahku, dia membungkuk dan mengatakan satu hal: “Terima kasih telah membalaskan dendam anakku.”

PREV | Table of Content | NEXT


Jika kalian menemukan kesalahan pengetikan atau kesalahan penerjemahan jangan ragu untuk memberikan komentar di bawah postingan ini atau di FP Facebook.

7 Comments Add yours

  1. Nono says:

    Lanjut min…semangat…

    Like

  2. alone698 says:

    lnjt bro tl-nya

    Like

  3. Ares says:

    Sedih

    Like

  4. ananymouss says:

    Sip~ lanjut min

    Like

  5. Manusia says:

    Lanjut min..

    Like

  6. Joko says:

    Ditunggu kelanjutan 👍

    Like

Leave a comment