Genjitsushugisha no Oukokukaizouki Arc 6 Chapter 5 A

Arc 6
Chapter 5 – Bertarung Bersama A

Penerjemah : Zen Quarta
Editor : –
Sumber English :
J-Novel Club

Masih ada beberapa hari sampai pertemuanku dengan kepala negara Turgis, jadi kami meminta Kuu untuk menunjukkan kota terdekat kepada kami.

Pergi ke tempat yang tidak familiar, melihat bagaimana penduduk lokal hidup, dan memeriksa kesamaan dan perbedaan antara mereka dan penduduk kami adalah hal yang menyenangkan. Setiap kali kami menemukan sesuatu yang baru, kami menyambut penemuan itu dengan kegembiraan.

“Oh, apa ini?” tanyaku. “Aku tidak pernah melihat buah seperti ini sebelumnya.”

“Nii-sama, mereka menjual hewan yang aneh disana!” panggil Tomoe. “Mereka kecil dan lucu.”

“Biar kulihat… Tunggu, Tomoe, bukankah disini ditulis kalau mereka itu untuk dimakan?”

“Orang-orang memakan mereka?!”

Aku dan Tomoe melihat-lihat sekeliling dengan sangat antusias, sementara Juna dan Roroa hanya tersenyum.

Hari-hari santai itu berlanjut, tapi hari ini berbeda.

Hari ini, tinggal dua hari sampai pertemuanku dengan kepala negara Turgis.

Sekarang masih pagi buta, tapi Kuu masuk ke ruangan yang kami tempati. Dia kehabisan nafas, dan tampaknya sedang terburu-buru. Di belakangnya ada Leporina, yang juga tampak kehabisan nafas.

“Hah… Hah… Ka-Kazuma…” dia terengah-engah.

“Ada apa?” tanyaku. “Kau benar-benar kehabisan nafas.”

Saat aku mengajak mereka masuk ke ruangan dan meminta Aisha untuk mengambilkan air. Kuu mengangkat satu tangan untuk menghentikanku, dan mencoba menenangkan nafasnya sambil berkata, “Itu tidak perlu… Aku tidak butuh air. Sebelum itu, aku ingin meminta bantuan.”

“Bantuan?”

“Untuk sekarang, bisakah kau mengumpulkan rombonganmu di ruangan ini?”

Melihat ekspresi serius Kuu yang belum pernah kulihat sebelumnya, aku mengumpulkan rombonganku, meskipun sedikit kebingungan.

Ada sembilan orang yang berkumpul di ruangan untuk empat orang: Aku, Aisha, Juna, Roroa, Tomoe, Hal, dan Kade, bersama dengan Kuu dan Leporina. Karena kami ada bersembilan, ruangan ini jadi sangat sesak, tapi dia berkata “semuanya,” jadi aku tidak punya pilihan lain.

“Jadi, Kuuie. Apa yang terjadi sampai-sampai kau mengumpulkan kami semua disini?” tanya Roroa dengan curiga.

Dia adalah putra kepala negara, jadi kupikir cukup tidak sopan untuk memanggilnya Kuuie, tapi… mengingat seberapa tegangnya situasi saat ini, aku memutuskan untuk berpura-pura tidak mendengarnya.

Kuu berdiri dan membungkukkan kepalanya kepada kami semua. Saat kami masih terkejut dengan hal yang tiba-tiba itu, Kuu dengan putus asa berkata, “Aku akan mengatakannya dengan singkat! Pinjami aku para pengawalmu!”

“T-Tolong.” Leporina juga segera berdiri, dan membungkukkan kepalanya seperti Kuu.

“Aku minta maaf karena melibatkan orang asing dalam hal ini! Tapi meski begitu!” teriaknya.

“Tenanglah, Kuu,” kataku. “Apa yang sebenarnya terjadi?”

“Ah… B-Benar.”

Kuu akhirnya menenangkan dirinya. Dengan menarik nafas dalam-dalam, dia menampar pipinya sendiri, mungkin untuk membangunkan dirinya.

“Sebenarnya, dungeon misterius yang sebelumnya belum ditemukan telah dikonfirmasi berada di dekat desa pegunungan yang berjarak sekitar dua jam menggunakan kereta dari sini. Sepertinya itu adalah sebuah gunung batu, dan saat disana terjadi tanah longsor, pintu masuk dungeon itu terbuka.”

Dungeon.

Aku biasa mendengarnya di game RPG, tapi di dunia ini, dungeon merupakan tempat mirip labirin yang memiliki ekologi sendiri. Itu juga merupakan satu-satunya tempat di luar Wilayah Raja Iblis dimana monster dapat ditemukan. Tapi semua monster yang ditemukan di tempat seperti itu memiliki kecerdasan setingkat hewan liar, dan mereka sangat berbeda dengan iblis cerdas yang ditemukan di Wilayah Raja Iblis. Ada banyak dungeon seperti itu di benua ini.

Inilah yang kuketahui tentang dungeon sejauh ini:

 

Mereka memiliki banyak tipe, dan ditempati oleh monster berkecerdasan rendah.

Bagian terdalamnya memiliki benda yang disebut inti dungeon.

Selama inti itu masih ada, monster bisa terus muncul, tidak peduli seberapa banyak yang sudah dikalahkan.

Jika inti itu dihancurkan, monster akan berhenti muncul… dan sebagainya.

 

Hubungan antara monster dan inti dungeon masih belum diketahui.

Namun, inti dungeon yang telah hancur bisa digunakan sebagai kristal untuk Kristal Siaran Kerajaan.

Selain inti, ada juga kasus dimana artefak aneh dan overteknologi lain bisa ditemukan disana.

Bahkan ada kelompok yang mengabdikan seluruh hidup mereka untuk mempelajari artefak. Keluarga Maxwell, yang merupakan keluarga Genia sang “Overscientist” adalah salah satunya.

Selain itu, ada juga para petualang seperti Dece dan Juno yang mencari uang dengan cara menjelajahi dungeon, dan kota di dekat dungeon akan mendapat keuntungan karena berkumpulnya para petualang seperti itu. Dengan berbagai macam tuntutan yang saling tumpang-tindih, dungeon dianggap sebagai tempat yang berbahaya, tetapi juga menguntungkan.

Kuu memberitahu kami, dengan ekspresi seolah-olah dia baru saja menelan sesuatu yang pahit, bahwa salah satu dungeon itu telah ditemukan hanya dua jam menggunakan kereta dari sini.

“Sekarang, aku yakin kalau ada banyak hal yang bisa di dapat dari dungeon itu,” katanya. “Namun, itu adalah sesuatu yang hanya bisa kita diskusikan setelah keselamatan penduduk desa di dekat pintu masuknya terjamin. Bagaimanapun, kau tidak tau apa yang mungkin ada di dalam dungeon yang baru ditemukan.”

“Jadi, kalau begitu ada sesuatu yang keluar dari sana?” tanyaku.

“Ya. Aku mendengar ada 10 ogre, atau sejenisnya, yang keluar dari sana.”

Ogre atau sejenisnya, huh…

Ogre adalah oni. Dalam mitologi Jepang, oni adalah simbol yang merepresentasikan makhluk yang tidak mengikuti sistem, dan digambarkan sebagai makhluk yang kuat dan menakutkan, tapi agak tragis. Namun, dalam mitologi Barat, mereka adalah monster humanoid pemakan manusia, dan sering berbentuk demi-human. Dari apa yang kudengar, ogre yang ada disini sepertinya mirip dengan yang ada di mitologi barat.

“Hampir disaat bersamaan dengan orang dari desa yang menemukannya datang ke ibukota untuk melaporkan penemuan mereka, sekitar sepuluh makhluk mirip ogre merangkak keluar dan menyerang desa,” kata Kuu. “Dari apa yang dikatakan oleh penduduk yang selamat… mereka melihat monster itu memakan orang-orang tanpa pandang bulu.”

“Memakan orang…” gumamku.

Jika para ogre itu menyerang orang tanpa pandang bulu, dan memakan mereka, maka itu tidak ada bedanya dengan serangan hewan buas. Tidak seperti perang yang dilakukan dengan sengaja, tidak ada ruang untuk negosiasi disini, dan kami hanya bisa membantai mereka seperti binatang.

“Tentu saja, kami juga sudah mengirimkan pasukan untuk menangani mereka, dan kami juga telah memasukan request ke guild meminta para petualang untuk membunuh monster yang keluar dari dungeon, tapi… waktu sangat berharga,” kata Kuu. “Setelah hewan buas merasakan daging manusia, mereka pasti akan menyerang manusia lagi. Hal yang sama juga akan terjadi pada ogre. Kami tidak tau kapan mereka akan menyerang desa lainnya. Aku tidak tau apakah mereka ogre, atau makhluk lainnya, tapi aku tidak akan membiarkan mereka bertindak sesukanya lebih lama lagi.”

Kuu terlihat lebih serius dan heroik daripada yang pernah kulihat sebelumnya. Dia benar-benar berbeda dengan Kuu yang selalu bercanda, dan tertawa. Itu adalah kemarahannya karena penduduk negaranya sedang diserang. Kuu bertindak seolah-olah menjadi putra kepala negara bukanlah hal besar baginya, tapi dalam kemarahan itu, aku merasa seperti bisa melihat kebanggaan milik seseorang yang berdiri di atas orang lain.

“Begitu,” kataku sambil mengangguk. “Kau harus mencegah kembali jatuhnya korban jiwa.”

“Ya. Itu benar, Kazuma. Aku ingin kalian membantuku!” kata Kuu sambil membungkukkan kepalanya lagi. “Kita bisa pergi ke desa itu dengan cepat dari sini. Selain itu, aku tau kau memiliki para pengawal yang dapat diandalkan. Khususnya gadis dark elf, dan pria berambut merah itu. Jika mereka bisa ikut, situasinya mungkin akan membaik. Apakah menurutmu kau bisa meminta mereka melakukannya?”

Dari sisi perasaan, aku ingin menolongnya, tapi… aku akan membahayakan keselamatan keluargaku, jadi aku tidak bisa mengatakan iya dengan mudah. Aku menginginkan lebih banyak informasi.

“Aisha?” tanyaku. “Seberapa kuat ogre itu?”

“Yah, mereka memiliki kekuatan untuk menghancurkan batu besar dengan tangan kosong, tapi bahkan prajurit biasa bisa mengalahkan mereka jika mereka mengepungnya dengan sepuluh orang atau lebih. Saya bisa melakukannya sendirian,” tambah Aisha dengan percaya diri.

“Kedengarannya mereka berjumlah sekitar sepuluh,” kataku. “Apakah kita bisa melawannya dengan kekuatan yang kita miliki?”

“Jika hanya sepuluh, saya rasa kita pasti bisa mengatasinya. Juna-dono, Halbert-dono, dan Kaede-dono sama-sama hebat dalam bertarung, dan Kuu-dono sendiri juga merupakan petarung yang handal.”

“Begitu…”

Kalau begitu, jika kami bisa memastikan situasi di tempat kejadian, kami mungkin bisa membantu.

“Baiklah,” kataku. “Ayo kita bantu mereka.”

“Benarkah?!” teriak Kuu.

“Ini adalah masalah yang bisa terjadi di negara manapun. Pada dasarnya ini sama seperti bencana alam. Sekarang bukan saatnya mengkhawatirkan apakah ini Friedonia atau Turgis.”

“Terima kasih! Aku berhutang padamu!” Kuu tampak lega setelah menerima bantuan dari kami.

Aku menambahkan, “Namun, aku ingin agar kau mengizinkanku ikut juga.”

“Sayang?!” teriak Juna.

“Darling?!” jerit Roroa.

Sebelum mereka dapat mengatakan apa-apa lagi, aku mengangkat tangan untuk menghentikan mereka. “Aku tidak bisa bertarung, tetapi sihirku cocok untuk melakukan pengintaian. Biarkan aku membantu.”

“Jika kau menginginkannya… Baiklah,” kata Kuu. “Aku mengandalkanmu.”

“Ya. Kami akan segera bersiap-siap, jadi tunggulah kami di luar.”

Kuu berkata, “Jangan lama-lama,” dan meninggalkan ruangan bersama Leporina. Setelah kami mendengar suara langkah kaki mereka menjauh, Roroa berkata kepadaku.

“Tunggu dulu, darling! Apakah kau sudah gila?! Pergi ke tempat berbahaya seperti itu?!”

“Saya juga menentangnya,” tolak Juna. “Jika sesuatu terjadi kepada anda, Yang Mulia, Saya…”

Dari fakta kalau dia memanggilku dengan “Yang Mulia” bukan “Sayang,” aku bisa memahami kalau dia benar-benar khawatir.

Roroa melanjutkan perkataannya. “Kau tidak kuat seperti Ai-nee, bukan?! Kenapa kau tidak nunggu saja disini?!”

“Dengar, aku sepenuhnya sadar kalau aku tidak kuat, tapi aku ingin agar kalian membiarkanku pergi.” Aku meletakkan tanganku di atas kepala Roroa. “Kupikir Kuu tidak berbohong, tapi untuk bersiap-siap terhadap kemungkinan adanya jebakan atau hal yang tak terduga, ada baiknya kalau aku berada di dekat aset tempur terbesar kita. Jika aku ingin meminjamkan keluarga dan bawahanku, aku harus memastikan kalau mereka akan kembali kepadaku.”

“Yah, mungkin itu benar, tapi…”

“Selain itu… Kupikir ini adalah kesempatan yang bagus untuk mempelajari seperti apa monster itu.”

“Mempelajari tentang monster?” tanya Roroa.

“Ya. Sejak datang ke dunia ini, aku telah melihat makhluk buas melalui mata Musashibo saat aku bekerja sebagai petualang, tapi kalau menyangkut soal monster, aku hanya mengetahui mereka dari buku. Berpikir tentang masa depan, aku ingin melihat mereka secara langsung dan mengukur seberapa besar ancaman yang mereka miliki.”

Mungkin akan datang saat dimana kami akan berhadapan dengan iblis dari Wilayah Raya Iblis. Jika itu terjadi, aku mungkin akan tersandung jika aku mengatasinya dengan pemikiran naif bahwa semuanya akan baik-baik saja karena mereka memiliki kecerdasan. Bagaimanapun, selain iblis, sepertinya di Wilayah Raja Iblis juga ada monster. Itulah sebabnya, aku ingin menggunakan kesempatan ini untuk mempelajari tentang monster-monster itu.

“Tentu saja, aku akan memastikan keamananku sebaik mungkin… Inugami.”

“Saya disini.” Inugami tiba-tiba muncul dari bayangan pintu yang baru saja dilewati Kuu dan Leporina.

Selalu ada lebih dari 10 anggota Kucing Hitam di dekat kami, mengawasi kami tanpa disadari orang lain. Hal itu sudah berlangsung sejak keberangkatan kami ke Pegunungan Naga Bintang.

Aku menyerahkan sesuatu kepadanya dan memberikan sebuah perintah. “Kau sudah mendengarkan kami, kan? Aku ingin agar kau mengirim beberapa Kucing Hitam untuk mengintai lokasi sekarang juga, dan memastikan bahwa situasi dan jumlah monster yang ada sesuai dengan yang dikatakan Kuu kepada kami. Aku menyerahkan pemilihan anggotanya kepadamu. Jika jumlah monsternya lebih banyak dari pada yang bisa kita atasi dengan kekuatan tempur kita, laporkan kepadaku menggunakan tikus kayu ini. Jika keadaannya seperti itu, aku akan merasa tidak enak kepada Kuu, tapi kita akan mundur.”

“Sesuai perintah anda.”

Inugami menerima tikus kayu yang sudah kukendalikan dengan Living Poltergeist, lalu menghilang secepat dia muncul. Dia jadi terlihat semakin mirip dengan ninja, bukan?

“Hrm… Baik, jika kau berjanji akan berada di tempat yang aman, kurasa itu nggak masalah…” gumam Roroa.

“Kami harus menerimanya,” kata Juna.

Aku tersenyum. Persiapan yang kulakukan telah membuat Roroa dan Juna dengan enggan mengizinkanku pergi.

“Jangan khawatir!” kata Aisha. “Kami akan membantai para monster itu dengan cepat. Kami tidak akan membiarkan mereka menyentuh Yang Mulia. Benarkan, Halbert-dono, Kaede-dono?”

“Tentu saja!” kata Hal. “Aku juga berpikir untuk mencoba senjata baruku!”

“Geez, Hal…” gumam Kaede. “Tapi kalau ini adalah perintah Raja, maka kita tidak punya pilihan lain, kau tau.”

Aisha memukul dadanya dengan bangga, dan Hal serta Kaede juga mengangguk. Sungguh tunangan dan rekan yang bisa diandalkan.

Sekarang setelah tujuan kami sudah jelas, aku memberikan perintah kepada masing-masing dari mereka. “Roroa dan Tomoe akan tinggal di kota ini. Kita akan meninggalkan beberapa anggota Kucing Hitam untuk menjaga mereka.”

“Yah, meskipun kami ikut pergi, kami hanya akan jadi hambatan,” kata Roroa.

“Berhati-hatilah, nii-sama,” tambah Tomoe.

“Tentu, aku tidak akan melakukan hal yang berbahaya, jadi percayalah padaku dan tunggu kepulanganku.” Kataku sambil meletakkan tanganku di atas kepala mereka, dan mengeluasnya dengan lembut. “Sisa rombongan akan pergi bersama Kuu untuk menangani monster. Aku akan terus menghubungi Kucing Hitam, dan melakukan pengintaian dari belakang. Aku akan meminta Juna untuk menjadi pengawalku.”

“Serahkan kepada saya,” kaya Juna.

“Aisha, Hal, dan Kaede, kalian akan menangani monster bersama Kuu. Tapi jangan memaksakan diri. Jika kalian merasa situasinya berbahaya, segera mundur. Hal yang sama juga berlaku jika aku mendeteksi lebih banyak musuh dari pada yang diduga selama pengintaian dan memberi perintah untuk mundur. Aku tidak akan membiarkan kita kehilangan satu orangpun di negara lain!”

“Baik, Yang Mulia!” seru Aisha.

“Paham!” kata Hal.

“Anda bisa mempercayakannya kepada kami, anda tau,” kata Kaede.

Mendengar jawaban semua orang, aku memberikan perintah.

“Sekarang, semuanya… Ayo berangkat!”

“””””Baik, Yang Mulia!”””””

← PREV | Table of ContentsNEXT →


Jika kalian menemukan kesalahan pengetikan atau kesalahan penerjemahan jangan ragu untuk memberikan komentar di bawah postingan ini atau di FP Facebook.

6 Comments Add yours

  1. Aisha says:

    haha…kaga mungkin pemilik penginapan kga dengar omongan mereka megenai identitas souma, cm mereka tutup mulut. lnjtkan tor.

    Like

  2. Roronoa Zoro says:

    makasih buat updatenya.. semangat terus min..

    Like

  3. Bean says:

    Semoga besok ada scene berantemnya….

    Like

  4. Дамир says:

    Ещё

    Like

  5. Rey says:

    Mantab,, thx for TL min

    Like

  6. budhycc says:

    Lanjut…..

    Like

Leave a comment