Jogakusei Tantei Volume 1 Chapter 1

Volume 1
Chapter 1 – Biarkan Aku Membuatkanmu Sedikit Kopi

Penerjemah : Wahyuet
Editor :
Uvuvwevwevwe Onyetenv ewve Ugwemubwem
Asos
Sumber English : Renna’s Translations

Senin pertama bulan mei. Pagi.

Karena aku punya hal khusus yang harus aku urus, aku membawa kanvas dan perlengkapan di bawah lengan dan membawanya ke atap.

Aku punya perasaan kalau aku mampu melukis gambar yang bagus dari atas sana.

Aku sudah memutuskan modelnya, langsung dari awal.

Namun, karena aku tahu orang itu tidak akan pernah setuju untuk menjadi model meski aku sudah memintanya, aku tidak punya pilihan selain mengandalkan ingatan dan membiarkan kuas untuk mengambil jalannya. Ini adalah hal yang menyedihkan untuk dilakukan, tetapi dengan cara ini, aku bisa melukis di mana saja aku inginkan. Dan bukankah akan menyenangkan melukis di atap untuk merubah suasana?

Dan dengan logika itu , aku, Hanamoto Hibari, sedang menaiki tangga gedung sekolah. Semenjak aku bangun terlalu awal untuk ini, aku ingin menggunakan waktuku dengan efisien.

Itu 5:30 di pagi hari. Tidak akan ada orang yang datang lebih awal dari ini. Dan dengan pikiran itu, aku menguap.

Ini pertama kalinya aku datang ke sekolah lebih awal, jadi aku sedikit gugup. Meski masih bisa menguap.

Di depan gerbang, petugas kebersihan telah diam-diam melakukan latihan radio pagi, tapi di perjalanan, aku tidak melihat seorangpun siswa.

Di ujung tangga, ada sejumlah poster konyol buatan tangan disisipkan. Klub drama. Klub orkestra. Klub photography. Klub pesta teh. Perdebatan. Judo. Kendo. Panahan. Dan ini itu.

Dalam jumlah yang banyak, disetiap poster sederhana itu, ada kata-kata “Festival Akebi” dicap pada mereka.

Sebelum aku menjelaskan apa itu festival Akebi, biarkan aku memberikan penjelasan singkat tentang sekolah ini.

SMA swasta Akebi. Didirikan 40 tahun yang lalu. Populasi siswa terdiri dari laki-laki dan perempuan, jumlahnya sekitar 800 orang. Termasuk klub, ada banyak kegiatan ekstrakulikuler; bahkan aku tidak tahu berapa banyak tepatnya. BTW. Aku masuk klub seni. Moto sekolah kami adalah “Ketekunan, persahabatan, dan gairah.” Untuk mewakili makna dari tiga kata tersebut, bendera sekolah ini dihiasi dengan perak, emas dan daun merah.

Untuk festival Akebi, setiap anggota klub seni telah memutuskan untuk menunjukan setidaknya satu karya. Namun, aku belum mengirimkan bahkan satupun.

Alasan untuk itu adalah karena modelku telah kooperatif, tapi kurangnya keterampilan artistik juga memainkan peran besar di dalamnya. Dengan itu dalam pikiran, mungkin sedikit naif bagiku untuk datang ke atap, berpikir bahwa perubahan kecepatan akan memecahkan masalah.

Itu dingin.

Aku memicingkan mata ke langit baru, dibawa oleh matahari terbit beberapa saat sebelumnya.

“Achoo!”

Aku bersin.

Bagaimanapun juga mungkin aku harus kembali ke kamar.

Seperti itulah yang aku pikirkan, aku menurunkan pandanganku ke permukaan tanah.

Dan disana.

“,,,,,Eh?”

Di tengah atap, seorang siswa telah jatuh pada beton abu-abu kusam.

Tanpa sadar, aku menjatuhkan kanvas.

Darah. Ada genangan darah di tanah.

Menyebar dengan kepalanya sebagai pusat-

Ini harusnya hanya imajinasiku karena lengannya ditekuk ke arah yang salah.

Siswa perempuan mengenakan yang hanya memakai sebuah sepatu. Tidak, hanya satu sepatu yang lepas. Sepatu lainnya tergeletak di tanah cukup jauh darinya.

Itu detail halus.

Setelah aku berpikir seperti ini, aku tidak bisa melihatnya dengan cara lain. Aku mendongak. Mencari langsung ke atas siswa itu jatuh.

“….Apakah dia terjatuh?”

Selain langit yang perlahan membiru, tidak ada yang lainnya.

Tapi tetap, dia telah terjatuh.

Lurus ke bawah dari langit.

“Saho!”

Aku bergegas ke depan dan memanggil temanku itu.

 

Hari itu sepulang sekolah, aku di panggil ke kantor bimbingan,

Alasannya, tentu saja, adalah karena siswi yang jatuh di atap.

Disana, wali kelasku, Kurotani, dan kepala sekolah menunggu, dan keduanya berkata kepadaku, “Jangan bicara dengan orang lain tentang apa yang terjadi dengan Amemura.”

Amemura Saho.

Seorang gadis yang tenang dengan nilai bagus, contoh siswa teladan, dan bagian dari klub berkebun.

Dia berada di tahun kedua seperti aku, dan meskipun kami berbeda, kami berteman. Ada saat-saat ketita kita makan siang dengan teman-teman bersama-sama. Mungkin aku tidak bisa memanggilnya teman terdekatku, tapi dia masih temanku.

Setidaknya itulah yang aku percayai. Dan Saho yang sama telah jatuh dari langit. Ketika aku menemukan dia, Saho masih bernapas. Untungnya. Aku segera pergi ke ruangan penjaga malam, menjelaskan situasi, dan mereka telah memanggil dokter.

Setelah sekitar 30 menit, aku melihat sebuah mobil Crown hitam masuk melalui pintu belakang. Dari dalamnya, seorang dokter tua perlahan-lahan melangkah keluar, dan mulai berjalan menuju atap, terengah-engah sepanjang waktu.

Seorang siswa laki-laki dengan tangan yang kuat mengikuti sebagai asisten. Pada saat aku melihat mereka membawa Saho ke rumah sakit, banyak siswa lain yang sudah mulai datang ke sekolah. Atap segera diblokir, dan meskipun aku hanya melihat beberapa guru di tempat kejadian, masih ada sedikit keributan di sekolah setelah itu.

Karena itu, aku tidak bisa berkonsentrasi pada saat pagi atau sore dikelas.

“Hei, Hibari-san, kau adalah orang yang pertama kali menemukannya benarkan? Apakah ada banyak darah? Seperti lautan darah? Yah?”

Awalnya, aku merasa terganggu oleh pertanyaan sensitif teman sekelasku, tapi aku segera lelah karena mereka, dan memutuskan untuk menghindari mereka. Tetapi bahkan menghindari mereka merupakan pekerjaan yang dapat menghancurkan tulang*.
*EN: Maksudnya pekerjaan yang sulit

Tidak, Tulang milik Saho-lah yang hancur disini.

Sepertinya dia masih belum sadar.

Aku pernah mendengar bahwa daripada kehilangan darah, memar-memar diseluruh tubuhnya lebih parah, dan dia memiliki di lebih dari satu tempat. Tapi ketika aku diberitahu bahwa hidupnya tidak dalam bahaya terlepas dari semua itu, aku menghela napas lega di sana, di kantor bimbingan.

“Dengar, jangan santai berkeliling dan berbicara tentang apa yang terjadi pagi ini. Itu hanya akan sia-sia dan mengacaukan siswa yang lainnya”

Aku bahkan semakin tertekan dan meninggalkan ruangan itu.

Setelah mengatakan, “Maafkan aku,” aku meninggalkan kantor bimbingan. Meskipun aku tidak ingat melakukan sesuatu yang perlu untuk meminta maaf. Aku jalan terhuyung-huyung menyusuri lorong, aku mencoba memikirkan mengapa para guru begitu bersikeras untuk tutup mulut tentang kejadian ini.

Ini pasti karena pesan itu-

Tidak mungkin ada alasan lain. Ite telah jelas tertulis di wajah Kurotani dan kepala sekolah. Para guru sangat sangat prihatin tentang pesan yang Saho tinggalkan.

Ya, pesan-

Saho harusnya yang telah meninggalkannya.

Hanya dua kata yang berwarna merah gelap-

Tertulis dengan darah.

“Itu X,” adalah apa yang dia tulis.

Apa yang bisa menjadi makna di balik kata-kata?

“X….Ex….?”

Dari apa yang telah orang tua Saho katakan di rumah sakit, ia telah belajar di rumah seperti biasa di hari minggu sebelumnya, dan makan malam dengan seluruh keluarga seperti yang selalu dilakukannya. Dia tidak banyak berbicara hari itu, tapi karena dia tidak memiliki kepribadian yang sangat terang dan hidup untuk memulai, mereka tidak berpikir banyak dari itu.

Juga, dia telah mengatakan kepada ibunya bahwa ia akan ke sekolah lebih awal hari berikutnya untuk mempersiapkan festival Akebi, dan pergi tidur lebih awal. Pada saat ibunya terbangun keesokan harinya, Saho sudah meninggalkan rumah.

Tapi, apakah dia benar-benar pergi lebih awal untuk melakukan persiapan?

Ketika aku berpikir tentang ini, aku mendekati tangga.

“Hibari-chan, kerja bagus hari ini,” aku mendengar namaku disebut, dan mendongak untuk melihat seseorang seswa berdiri di ujung tangga.

Dia adalah seorang gadis berkulit putih dengan mata yang tampak halus.

“Yue-chan! Aku kembali-!”

Aku berlari menaiki tangga dan melompat ke pelukannya.

Gadis yang memiliki penampilan seperti boneka jepang menangkapku dengan senyum bermasalah.

Mizorogi Yue. Dia adalah putri dari keluarga mapan dari prefektur tetangga, dan sejak hari pertama sekolah, kita sudah berhubungan baik. Dia pasti sudah menungguku, khawatir tentang bagaimana aku tiba-tiba dipanggil oleh guru sepulang sekolah.

“Ini tas mu,”

Aku tersentuh bahwa ia telah pergi mengambil tas ku dari ruang kelas untuk ku. Aku merasa kondisi hatiku membaik karena kebaikan yang ia tunjukan hari ini.

“Ini juga. Kau akan membawanya pulang denganmu untuk melukis, kan?”

Dia bahkan telah membawakan kanvas milikku, yang masih benar-benar kosong.

“Yue-chan, jika aku terlahir kembali sebagai seorang laki-laki, menikahlah denganku”

Aku bercanda dengan sekuat tenagaku.

“Hmmm. Mizoroji Hibari tidak terlalu buruk.”

“Jadi aku menikah kedalam keluargamu?”

Seperti biasa, dia membalas dengan lembut, serangan balik namun tajam. Aku menganggap ini sebagai salah satu dari pesonanya.

Sinar matahari mengalir melalui jendela pada pendaratan.

Dari jauh, kami bisa mendengar melodi dari klub orkestra sedang bermain. Kami membuat komentar seperti, “Apa judul lagu ini?” dan “Aku suka suara klarinet” saat kami berjalan ke pintu masuk bersama-sama.

“Oh?”

Yue tiba-tiba melihat kedepan. Aku mengikuti tatapannya. Berdiri didepan lemari sepatu adalah, siswa laki-laki tinggi.

“Oh, Halo”

kata dia dengan wajah yang menunjukan dia baru saja melihat kami.

“Apakah kau Ms. Hanamoto Hibari?”

“Umm….”

Aku kehilangan kata-kata. Apakah aku kenal dia? Aku tidak ingat.

“Aku Igarashi Yuuma, tahun ketiga. Senang bertemu denganmu”

Aku yakin pasti ada tanda tanya di mataku. Dia tampaknya melihat ini, dan dengan cepat memperkenalkan diri. Setelah mendengar namanya, Yue tampak mengenalinya,

“Dia Igirashi-senpai, presiden komite eksekutif festival Akebi.”

Dia memiliki rambut agak pendek, dan kacamata persegi. Sikapnya tenang, seperti penampilannya.

“Aku mengerti. Presiden komite eksekutif, hm? Apakah ada yang bisa aku bantu? Tunggu sebentar…. apakah aku melakukan sesuatu yang menggangu tugas-tugas komite!?”

Aku goyah di akhir kalimatku, tapi Yue berdiri membelaku.

“Senpai, kau begitu mengerikan! Gadis ini benar-benar rentan setelah tindakan dan keluhan sekitar sejak pagi ini. Lihat saja dia! Sekarang, dia seperti siput yang memiliki garam ditaburkan di atasnya! Namun kau masih masih tega untuk menyalahkannya!?”

“Siput…”

Aku tidak berpikir aku tampak begitu buruk.

“Tolong, tenanglah. Kau tidak melakukan apapun yang mengganggu. Aku hanya ingin menanyakan sesuatu tentang insiden pagi ini. Tentang… siswa yang kau temukan di atap itu—apa yang terjadi padanya? Para guru tidak akan mengatakan apa-apa kepada kami…. ini tidak seperti aku mencoba untuk membongkarnya atau apa. Hanya saja, karena posisiku….kau tahu?”

“Kau khawatir tentang apa dampaknya pada festival Akebi, kan?”

“Kau sangat cerdik”

“Jika itu terjadi, aku tidak berpikir akan menjadi masalah, dari apa yang aku dengar, dia tampak baik-baik saja, dan akan segera pulih”

Aku pikir itu aman untuk mengatakanya sebanyak itu.

“Aku mengerti….terima kasih. Anggota lain dari panitia telah khawatir terus-menerus sejak pagi ini, juga. Aku benar-benar senang dia baik-baik saja,”

Setelah mengatakan ini, Igarashi-senpai melepas kacamatanya dan mengusap matanya beberapa kali. Aku melihat bahwa ada sapu tangan putih melilit tangan kirinya, tapi apa yang menarik perhatianku adalah warna merah di matanya.

Untuk sesaat, aku pikir dia akan mulai menangis karena berita itu, tapi itu tidak terjadi, tampaknya dia hanya sedikit kurang tidur.

“Aku begadang memeriksa jadwal untuk hari festival sambil mendengarkan radio”

“Radio? Maksudmu S-edition Hour?”

S-edition Hour, sebuah program radio yang mengudara minggu malam.

“Ya, seperti biasa, mereka memainkan lagu-lagu milik artis seperti Presley dan Dinah Shore”

Kata Igarashi-senpai sambil merapikan rambutnya dengan kedua tanganya.

“Aku juga sering mendengarkannya. Meskipun, aku selalu ketiduran”

Aku menaikan tanganku dengan riang.

Mungkin karena ayahku selalu memainkan rekaman, aku suka mendengarkan dan menyanyikan lagu-lagu sejak kecil.

Meskipun kau tidak pandai untuk itu, aku suka nyanyian mu, Hibari-chan! Meskipun kau tidak bagus!

Itu adalah penilaian yang jujur dari teman yang berdiri di sampingku, Yue.

“Senpai! Jadi disini kau membuang-buang waktu?”

Saat itulah seorang siswa dengan potongan rambut bob muncul.

“Ah, itu Touka-chan”

Inukai Touka. Kami berada di kelas yang sama. Berkebalikan dengan tubuh mungil dan fitur wajah yang menggemaskan, dia adalah pemain bintang di klub judo yang menakutkan dan kuat. Cukup kuat untuk mendapatkan gelar Pro Fighter Honor, meskipun tampaknya dia enggan untuk mengambil julukan itu.

“Apakah benar bahwa kau dapat melemparkan Menara Tokyo dengan lemparan osoto Gari di hari yang baik?”

“Bawa orang yang menyebarkan gosip itu kemari sekarang. Aku akan melempar mereka ke bawah menggunakan lemparan osoto Gari”
*TN: Osoto gari itu kayaknya salah satu jurus di judo

“Oh, itu bagus! Aku ingin satu, tolong!”

“Satu untuk apa!?”

“Kita berbicara tentang judo, kan?”

Setelah aku benar-benar menikmati obrolan hangat dengan Touka, aku mengalihkan perhatianku kembali ke Igarashi-senpai.

“Jadi, Touka-chan, apa yang kau butuhkan dengan Igarashi-senpai? Oh, benar, kan kau di komite eksekutif juga?”

“Itu benar”

Dia sedikit melipat tangannya di dada dan tampak keras kepala pada Igarashi-senpai. Keluarganya telah berkecimpung dalam bisnis kembang api selama beberapa generasi, dan kepribadian yang berpemikiran kuat telah dia warisi dari ayahnya.

“Senpai, ini bukanya waktu untuk berdiri dan berbasa-basi. Kau seharusnya memeriksa kekuatan busur untuk gerbang depan, bukan? Jadi kau tidak memiliki waktu luang untuk bermain-main di sini! Akulah yang harus melakukan bagian pekerjaanmu! Bisa tolong tidak membuat aku bekerja ekstra keras seperti ini!?”

“A-ahh, maaf. Apakah aku pergi selama itu!?”

Meskipun dia adalah senior, ia jelas kewalahan oleh kemarahan Touka.

“Iya. Ayo, mari kita pergi, sekarang!”

Dia sungguh keras. Touka selalu cukup ketat,tapi hari ini, dia tampak menjadi-jadi.

“Hibari, hari ini adalah kemalangan, bukan?”

Saat ia menarik Igarashi pergi, Touka bergumam ini padaku tanpa melihat ke belakang.

“Touka-chan tampak agak kesal, Hm? Anggota komite pasti sibuk.”

Kata Yue saat menyaksikan mereka berdua pergi, tapi aku tahu alasan sebenarnya untuk kejengkelan Touka. Dia pasti telah mengabdikan dirinya untuk persiapan festival Akebi untuk menghindari memikirkan tentang hal itu—kondisi, teman dekatnya, Ameamura Saho.

“Sampai jumpa besok”

Setelah aku melambaikan tangan ke Yue di depan gerbang sekolah, aku kemudian naik ke dalam trem di Shinbashi.
*TN: Trem: kereta listrik

Saat akuku tergoyang oleh gerakan kendaraan itu, aku memandang kota di selimuti dalam warna rona emas yang lembut, baru-baru ini, ada lebih banyak orang yang menggunakan mobil dan bus, sehingga kereta bawah tanah tidak terlalu ramai. Dengan lapangnya ruang entah bagaimana menjadi santai dan nyaman.

Ada orang-orang menunggu bus air untuk pergi ke Asakusa.

Dan orang-orang sibuk pulang pergi dari sebuah perusahaan surat kabar. Sebuah ikan mas berdiri di tengah-tengah jembatan mencoba untuk menarik anak-anak yang lewat. Aku punya perasaan bahwa sekarang, akan ada bau lezat tumis daging babi melayang keluar dari restoran.

Di jalan-jalan ada skuter, truk, dan sepeda, dan jika kau menutup mata, kau akan selalu bisa mendengar beberapa lagu hit yang datang dari ruang dansa yang penuh sesak dengan orang-orang muda.

Aku yakin bahwa telah berlalu cukup lama untuk itu tidak dianggap era pasca perang lagi.

Aku sedikit terlambat datang kembali dari sekolah hari ini. Aku ingin tahu apakah ada orang yang kesepian tanpa aku. Meskipun aku tidak berpikir itu mungkin….

Wajah orang itu muncul dipikiranku, suasana hati sedihku sejak pagi ini segera hilang. Tanpa berpikir aku mulai bersenandung untuk “Mari bertemu di Yurakucho”.

“Ini adalah Ginza, kau tahu!”

Meskipun anak yang duduk di depanku mengatakan hal itu, aku mengatakan kepadanya untuk tidak keberatan dengan detail kecil dan terus bernyanyi. Trem bergerak dengan santai, lewat departemen store Mitsukoshi.

Aku turun di stasiun Kanda dan berjalan kaki.

Pergi bersama dengan suasana hati yang sekarang-terangkat, aku mengejar bayangan saat aku berlari. Aku menemukan hal lucu bahwa setiap kali, kepang kuncirku akan terangkat seperti untaian beras. Aku mengambil napas dalam setiap saat kepangku memantul.

Mengambil napas dalam-dalam, aku menuju ke dalam gang-gang labirin. Aku berjalan melalui jalan sempit tanpa tersesat. Seperti aku melewati sebuah rumah tua, anjing di kebun mulai menggonggong gembira. Pada saat anjing menyalak dari jauh, aku tiba di depan sebuah rumah bergaya barat.

Dinding luar bata coklat pucat ditutupi dengan ivy, dan taman menyedihkan penuh dengan tanaman dan pohon. Bangunan ini memiliki dua tingkat, tetapi strukturnya itu sendiri kecil, dengan jendela tertutup oleh tirai tebal. Secara keseluruhan, rumah itu tampak setua sepatu compang-camping dari seseorang yang telah pergi pada perjalanan panjang. Betapa menyedihkannya bangunan itu.

Sejujurnya, setiap orang yaang menggunakan gang-gang tersebut biasanya melihat rumah ini dengan mata curiga. Dan ada juga rumor tentang orang jahat yang tinggal di rumah ini.

Orang jahat. Dengan kata lain, seseorang pelukis yang menggunakan darah dari anak yang dia culik untuk membuat lukisan, contohnya, jenis orang jahat yang akan kau lihat dalam drama.

Namun dalam kenyataannya, orang yang hidup di sini adalah tak satu pun dari itu, dan yah, dari perspektif tertentu, dia jauh lebih aneh dari seorang karakter fiksi.

Sebentar lagi senja. Awan di langit tampak seperti labirin yang rumit, atau bahkan lingkaran sihir, dan entah begaimana, membuat bangunan di depanku tampak lebih misterius, tapi tetap saja, aku membuka pintu depan tanpa ragu-ragu.

Di dalam, ada lorong masuk yang sempit, dan di sebelah kanan adalah sebuah tangga yang menuju lantai ke dua. Di langit-langit ada empat lampu sederhana. Dengan perlahan aku berjalan menyusuri koridor yang terus di sepannjang lantai pertama, pintu berat dari kayu indah muncul di sisi kiri ku.

Dia harusnya berada disini. Ketika aku berada di luar, aku melihat lampu dinyalakan di ruangan ini. Setelah merapikan rok ku, menyeka keringat, aku mengetuk ringan pintu itu.

“Sensei!”

Aku memasuki ruangan dengan urgensi seorang detektif berada di dalamnya.

“Sensei, dengarkan ini! Hari ini, sesuatu yang aneh…”

Aku pertama-tama mulai melaporkan tentang kejadian hari ini. Namun, aku tidak bisa menemukan kata-kata selanjutnya. Itu bukan kesalahpahaman atau semacam ilusi. Ada beruang berdiri tepat di tengah-tengah ruaangan. Bukan pria yang tampak seperti beruang, tapi beruang yang sebenarnya. Di tengah ruangan bergaya barat, beruang berdiri dengan berani menggunakan kaki belakangnya.

Itu harusnya setinggi dua meter. Kaki depannya terangkat dengan bangga, seolah mengatakan, “Aku beruang! Takutlah!”

Aku melompat, dan kemudian berdiri membeku saat mulut lebarnya terbuka dan set taring yang mengagumkan terlihat di dalamnya.

Uwahh, itu beruang! Itu adalah beruang, kan? Atau anjing yang tumbuh besar? Ahh, itu sangat coklat. Kalau dipikir-pikir matahari terbenam lebih lama saat ini. Nah, bagaimanapun juga, ini Mei. Sebaiknya aku bekerja keras untuk festival Akebi. Uwwahh, itu beruang!

Aku tidak bisa bergerak selangkah pun, atau bahkan mengucapkan jeritan; isi kepalaku berputar-putar.

Saat itulah aku mendengar suara dari tepat di belakangku.

“Oh? Ada model boneka dari Hibari-kun berdiri di tempat seperti ini? Kelihatannya itu dibuat dengan baik” mendengar suara itu, aku akhirnya bisa membebaskan diri dari keadaan itu.

Ketika aku berbalik, aku melihat seoraang pria berdiri di sana.

Dia ramping, dengan tinggi di atas rata-rata-

Mengenakan kemeja rompi terbuka berkerah berwana hitam-

Sebuah kerut ketidaksenangan tercipta di alis matanya-

Namun, ia memiliki senyum yang tajam di wajahnya.

“Sensei”

Yang berdiri itu adalah Kudou Renma.

“Itu beruang! Seekor beruang! Seperti, mengaum! Dan Grrr! Aku akan mengatasinya, jadi cepatlah melarikan diri melalui pintu belakang! Aku akan baik-baik saja! Aku entah bagaimana akan mengatasinya dengan kendo yang aku pelajari dari kakek ku! Ah, tunggu! Aku tidak memiliki pedang bambu! T-tolong bawakan aku batang yang lain untuk digunakan! Cepatlah, bawakan aku batang yang panjang!”

“Kau berisik”

“Owww…”

Dia mencubit pipiku.

“Boneka yang sangat berisik. Itu bahkan lebih berisik daripada yang asli,”’

Setelah mengatakan ini, ia menepuk pipiku dan kemudian berjalan menuju beruang.

“Seperti yang aku pikirkan, boneka lebih baik saat itu diam”

“Sensei, itu berbahaya”

“Boneka model”

Dia berdiri di depan beruang yang tampak mekutkan itu, menatapnya dengan santai.

“Sensei, dia akan memakanmu seluruhnya”

“Seperti yang aku katakan, itu boneka model”

“Hah?”

“Itu boneka beruang coklat”

Dia mengatakan itu, dan seolah mengetuk pintu, dia mengetuk kuku jarinya pada perut beruang itu. Kalau dipikir-pikir beruang itu tidak bergerak satu inci pun sejak awal.

“Me-mengapa ada boneka beruang…”

“Ini untuk pekerjaanku”

“Eh?”

“Dalam pekerjaanku selanjutnya, plot utamanya adalah trik yang menggunakan boneka beruang. Dan untuk meneliti bagaimana sebuah boneka beruang nyata dibuat, aku pergi dan mendapatkan satu dari perdagangan tertentu”

“Apa… yang kau katakan barusan? Untuk trik? Sensei, kau membeli beruang coklat… sehingga kau bisa menulis novelmu? Sebuah beruang coklat…hanya untuk itu?”

“Hanya untuk itu? Itu semua demi pekerjaanku. Yang lebih penting dari apa pun”

Sang penulis menegaskan hal ini dalam sebuah nada tak tergoyahkan.

Aku menghela napas dalam-dalam dan menurunkan bahuku.

Aku pikir aku telah mengerti dengan cara pikirnya bekerja, tetapi sekali lagi, dia membuat aku kagum.

“Aku yakin bahwa satu-satunya penulis novel misteri yang akan melakukan sejauh itu adalah kau…”

Kudou Renma.

Seorang penulis novel misteri yang telah menerbitkan banyak novel panjang, serta cerpen.

Di antaranya, “Musui (sleeples) series”, serangkaian novel ringan misteri menampilkan detektif besar, Habikina Musui, dalam cerita seperti “The serial murder case at Rokudou island” dan “The spiritting away case at the house of ten bull”dia telah mendapatkan dukungan penuh dari sebagian pembacanya.

Namun, karena isinya yang begitu aneh, mereka tidak diterima dengan baik oleh masyarakat umum.

Misalnya, seluruh novel ditulis satu teks panjang, terus tanpa titik, atau akan ada drama dalam drama yang mengulang lebih dari tiga puluh kali yang membingungkan pembaca.

“Ini sempurna mencerminkan kepribadian eksentrik penulis, bukan….”

“Apakah kau mengatakan sesuatu?”

“Tidak sama sekali! Aku hanya menyadari alasan mengapa buku Sensei tidak terjual dengan baik”

“Tentu saja tidak. Pekerjaan luhur seperti ini tidak akan dapat dimengerti oleh massa! Di tempat pertama, mereka berwawasan luas, individu tajam dengan kepekaan artistik tersebut tidak akan di hitung di antara massa biasa”

Itu tidak berguna. Aku sudah menyerah mencoba untuk menyalahkan dia atas perbuatannya.

Tidak peduli apa yang aku katakan, dia hampir tidak mengakuinnya sama sekali. Begitulah tipe orang yang dipanggil Kudou Renma itu. Jika itu demi pekerjaanya, benar-benar tidak ada yang terlalu keterlaluan.

Ya, seperti mempersiapkan beruang untuk menulis trik dalam novelnya, dan bahkan memegang gergaji di tangannya-

“Gergaji?”

Meskipun aku telah mengabaikan itu sebelumnya, sekarang aku melihat Sensei membawa gergaji di tangannya.

“Aku pergi ke gudang untuk mengambil ini”

“Apa yang ingin kau lakukan dengan itu…?”

“Sudah jelas, aku akan membongkar boneka model beruang itu. Aku akan memotong kepalanya, memotong dan membuka perutnya, dan melihat apa yang tampak di dalamnya”

“Waaahhh..!”

Aku menerjang dan mengambil gergaji darinya.

“Apa yang kau pikirkan! Kau tidak boleh melakukan hal seperti itu! Sensei, kau iblis! Kau seperti iblis”

“Jangan ikut campur. Aku ingin melihat struktur bagian dalam isi beruang ini dengan kedua mata ku sendiri! Aku juga ingin tahu berapa lama waktu yang di butuhkan untuk membongkar satu bagian. Itulah alasan aku menyiapkan model boneka ini!”

“Kau tidak boleh”

“Ayolah, Hibari-kun. Jangan halangi aku”

“Tidak-!”

“Baik. Aku akan membungkus kepalanya dengan koran untukmu sebagai souvenir untuk dibawa pulang”

“Jangan membungkus itu”

“Apakah kau berniat membawanya pulang seperti ini!? Seorang gadis remaja dan kepala beruang yang baru putus. Ketika kau berpikir tentang itu, itu tidak terdengar terlalu buruk, bukan!”

“Jangan melakukan hal buruk pada Kumamichi”

“Jangan memberinya nama”

Setelah bolak-balik seperti ini untuk sementara waktu, kami akhirnya tenang. Pada akhirnya, kami menetapkan untuk menaruh boneka beruang sebagai hiasan di sudut ruangan.

“Aku senang semuanya bekerja, Kumaemon.”

“Apa yang terjadi dengan Kumamichi?”

Dengan wajah sangat senang, penulis itu membuka salah satu kancing bajunya, mengambil segenggam biji kopi langsung dari botol kecil di atas meja, dan mulai menggerogotinya.

Tidak peduli bagaimana kau melihatnya, perilaku ini tidak normal. Jika seseorang melihat ini ketika bertemu untuk pertama kalinya, sembilan dari sepuluh orang mungkin akan menginjakan kakinya keluar pintu, dan segera permisi untuk meninggalkan rumah ini, sambil mengatakan dengan senyum yang dipaksakan bahwa mereka baru saja ingat mereka ada suatu keperluan (bahkan jika mereka tidak benar-benar memilikinya).

Crunch crunch. Grind grind

Dia seperti kerasukan sesuatu.

“Biarkan aku membuatkanmu kopi”

Aku berbalik dan bergegas menuju dapur.

Tanpa ragu sedikit pun, aku mengambil biji kopi dan penyaring dari lemari, dan segera mulai memanggang biji. Setelah beberapa menit, kulit tipis biji mulai mengelupas.

Setiap kali dia dalam suasana hati yang sangat buruk, atau tidak meminum kopi dalam waktu yang lama dan menginginkannya, Kudou-sensei akan mengunyah biji kopi sebagai gantinya. Juga, ada perbedaan halus antara cara ia mengunyah belakangan ini, dan aku tahu perbedaan itu.

Yang tadi, cara mengunyah itu karena ia telah begitu fokus pada naskah sejak sore ini dan tidak meminum kopi untuk waktu yang lama.

Adapun wajah tidak senang nya, itu adalah hal yang biasa, jadi aku tidak memikirkannya.

Setelah dipanggang, biji akan ditumbuk kasar, dan air dengan cepat dituangkan pada suhu tinggi. Ini adalah langkah-langkah untuk membuat rasa yang dia suka.

Tapi meski begitu, dia seperti orang aneh. Saat aku mengingat kejadian beruang yang tadi, aku menghela nafas.

Dia orang yang aneh dan merepotkan.

Kejam.

Sombong.

Mulutnya tajam.

Pelupa.

Hanya memikirkan karyanya sepanjang waktu.

Jika dia tidak menjadi seorang penulis, sejujurnya aku berpikir dia akan menjadi penjahat besar.

Biji perlahan berubah warna, dan aroma yang harum bangkit. Hubunganku dengan penulis itu dimulai ketika aku masih kecil.

Rumahku berada di sudut Kanda Jinbocho, dan ayahku menggunakan rumah sebagai kedai kopi. Toko dijalankan oleh kakek ku sebelum perang, dan setelah perang berakhir, ayahku berhasil melanjutkannya.

Pada saat itu, aku bahkan belum masuk SD, dan baru saja memahami apa yang ada di sekitarku.

Nama toko itu adalah “Tsuki Fune”.

Untuk sementara setelah perang, tampaknya masih banyak masalah. Pasukan sekutu mencoba untuk menjual aset pemerintahan yang tidak diinginkan ke pelanggan, dan mereka juga harus mengganti kacang kedelai di tempat biji kopi.

Dan pengunjung tetap “Tsuki Fune” adalah Kudou-sensei muda, yang baru saja mulai menjadi penulis.

Itu adalah mengapa aku mengenal dia sejak saat itu, dan dia juga tahu dari ketika aku masih cengeng.

Biji kopi membuat suara letukan, dan setelah aku membiarkan mereka di rendam sebentar, aku mematikan kompor. Aku belajar segala sesuatu tentang membuat kopi dari ayahku. Aku tidak punya ibu.

Duduk pada sofa hitam dan menyilangkan lengannya, penulis itu menyaksikan naiknya uap dari kopi yang aku buat, seakan menatap sebuah seni rupa yang indah. Di belakangku, ada deretan rak buku tinggi menjulang ke atas. Tidak ada bedanya perpustakaan. Dan jika itu tidak cukup, buku-buku yang tidak kebagian tempat, bertebaran dimana-mana di sekitar ruangan. Itu adalah pemandangan yang aku lihat.

“Dan kemudian, ketika aku pergi ke luar atap, aku melihat temanku jatuh……”

Karena boneka beruang itu, aku harus menundanya cukup lama, tapi sekarang, akhirnya aku menjelaskan semuanya pada penulis tentang apa yang terjadi pagi ini.

Namun, dari saat aku mulai berbicara, ia mengambil buku di atas meja karya Yokomizo Seishi dan mulai membacanya. Pada interval, ia mengambil dan meneguk kopinya.

“Sensei! Tolong dengarkan aku?!”

Aku menyalahkan dia karena aku mendekati akhir ucapanku.

“Dan kau ingin berkata bahwa ia jatuh dari langit, kan?”

Dia mengatakannya padaku dengan datar, jadi dia benar-benar mendengarkan, lalu.

Sementara aku terus berbicara, ia terus membolak-balik halaman buku dengan laju yang konstan, membuat aku bertanya-tanya seperti apa isi dalam kepala orang ini.

“Apakah kau berpikir bahwa dia jatuh ke bawah seperti itu?”

“Kau menyaksikannya sendiri, bukan? Bukankah kau yang pertama di tempat kejadian?”

“Yah, itu benar, tapi….”

“Dengar, di sebagian besaar kasus di mana manusia melebihi batas-batas mereka dan mencoba memaksa diri ke surga, mereka membawa diri mereka sendiri pada murka tuhan. Seperti Icarus, yang terbang terlalu dekat dengan matahari, dan menara Babel dari perjanjian lama”

“Dan juga jaring laba-laba, kan?”

“Itu sesuatu yang sama sekali berbeda”

“Eh~”

Bagaimanapun, aku mengerti bahwa murka tuhan biasanya tidak akan membawa sesuatu yang baik.

“Dalam beberapa kasus, mereka dilemparkan ke tanah dari langit. Orang menyebutnya tenbatsu. Hukuman ilahi.

“Hukuman…ilahi?”

“Bukannya kau mengatakan kalau ada pesan yang ditinggalkan?”

——itu X.

“Ah! Batsu! Cara lain membaca X adalah batsu, yang berarti hukuman”

“Ini hanya salah satu cara untuk melihat itu. Pertama-tama, apakah kau percaya tuhan benar-benar memberi hukuman pada siswa itu dengan menjatuhkannya ke tanah?”

“Yah, tidak, tapi…..aku pikir mungkin beberapa kekuatan yang tidak diketahui bisa melemparkan Saho sampai ke udara dan…”

Dan kemudian aku menyadari sesuatu.

“Aku tahu! Itu angin! Bagaimana jika dia terjebak dalam hembusan angin besar?”

Tanyaku langsung dengan cepat saat pikiran itu datang.

“Jika ada angin yang cukup kuat untuk mengangkat seseorang, akan ada kerusakan lain di tempat itu untuk membuktikannya”

Dia hanya tertawa dengan ideku.

“Dan dari apa yang aku dengar, tampaknya tidak mungkin angin yang kuat hanya bertiup di tempat itu, jadi aku tidak berpikir begitu.”

Aku puas dengan fakta bahwa ia bahkan mempertimbangkan kemungkinan-nya.

“Lagi pula, jika itu adalah ‘hukuman’, maka artinya akan menjadi dalam. Aku berpikir pasti bahwa X berati Ex.”

“Ex? Oh, aktivis palsu itu?”

Penulis segera menebak yang aku bicarakan.

“Hal yang selalu kau bicarakan beberapa hari terakhir”

“Ya. Si aktivis tak dikenal, Ex, orang yang menjadi topik pembicaran di Akebi. ‘Ex telah muncul lagi! Sebuah pengakuan kejahatan!’ dan sebagainya—klub koran selalu menulis itu setiap minggu.”

Apakah itu seorang pria atau wanita? Seorang siswa atau guru? Pada saat itu, itu adalah orang yang di selimuti misteri. Tidak ada yang benar-benar tahu itu adalah seseorang, atau kelompok. Di tempat-tempat seperti dinding sekolah, atau meja kepala sekolah, Ex akan meninggalkan pesan radikal yang diarahkan pada sekolah.

Kadang-kadang, mereka bahkan membajak sistem siaran sekolah dan memainkan “Intenational school song.” Klaim utama mereka adalah ini.

—— ketua saat ini, serta kepala sekolah, adalah boneka dari amerika serikat,

—— tahun demi tahun, mereka mencuri kebebasan dari siswa, dan merupakan tumor yang perlu dihapu.

Karena klaim tersebut, sudah jelas bahwa sekolah ingin menangkap pelakunya sesegera mungkin. Akibatnya, kontrol mereka atas siswa menjadi lebih ketat.

Siswa yang menunjukan perilaku curang. Siswa yang membawa benda-benda aneh ke sekolah. Satu demi satu, siswa dibawa ke kantor bimbingan. Namun, masing-masing berakhir sia-sia, dan saat itu, Ex melanjutkan kegitan mereka sementara menghindar dari mata para siswa dan guru.

“Permainan anak-anak dari Federasi dewan siswa” adalah apa yang para guru sebutkan.

Federasi dewan siswa, nama lengkapnya Federasi nasional dewan siswa. Federasi ini telah dibentuk beberapa tahun setelah perang, yang terdiri dari lebih 140 anggota dewan siswa di jepang. Baru-baru ini, mereka telah terlibat dalam berbagai operasi melawan perjanjian keamananan Jepang-AS, dan di musim semi, telah terjadi bentrokan kekerasan dengan polisi. BTW, setengah dari yang aku katakan ini adalah apa yang penulis itu katakan padaku.

Bagaimanapun, itu benar bahwa seluruh badan sekolah itu merangkul kesan radikal.

“Aku berpikir bahwa mungkin ada semacam hubungan antara Ex dan pesan…”

X berarti hukuman. Setelah mendengar interpretasi penulis, aku tidak begitu yakin lagi.

“BTW, apa yang kau pikirkan tentang ini?”

“Apa maksudmu?”

Aku terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba itu.

“Kasus siswa yang bernama Ameamura, apakah itu kecelakaan? Sebuah bunuh diri? Atau mungkin pembunuhan?”

“It-itu…”

Jujur, aku tidak tahu. Sekolah tampaknya menganggap itu sebagai kecelakaan, tetapi kenyataannya, tidak ada satupun dari kita yang memiliki gambaran.

“Hei, tunggu dulu! Saho masih hidup, kau tahu! Apakah itu bunuh diri atau pembunuhan, setidaknya sebut itu percobaan”

“Tidak masalah dengan cara apapun”

Orang yang tidak sensitif. Dan kasar, juga. Apa dia benar-benar penulis novel misteri?

“Tapi jika kau benar-benar berpikir seperti itu, itu tidak mungkin bunuh diri. Jika itu memang bunuh diri, maka dia akan melompat dengan benar dari atap ke kebun untuk melakukannya”

Meskipun rasanya aneh untuk frasa “Melompat dengan benar.”

“Dan jika kau mempertimbangkan bagaimana ada pesan yang ditulis dengan darah yang dia tinggalkan, ia tampaknya telah jatuh ke atap tanpa sadar. Jika itu benar-benar bunuh diri, dia bisa saja menulis catatan bunuh diri. Aku tidak akan berpikir bahwa dia akan bersusah ayah menggunakan darahnya sendiri untuk meninggalkan pesan.”

Dalam hal ini, ada kemungkinan tinggi bahwa orang lain bermaksud untuk mencelakakan dirinya.

“Aku tidak tahu metode apa yang mungkin mereka gunakan, tetapi dalam kasus itu, bagaimanapun Ex mencurigakan.”

“Lalu hal itu akan Ex benar-benar bodoh”

“Kenapa begitu?”

“Karena dia gagal membunuhnya”

Dengan mata yang bijaksana, penulis mengatakan hal itu, dan kemudian melipat tangan di dadanya dalam diam.

“Jika ini benar-benar ulah orang lain, itu akan jadi pembunuhan yang gagal, mengabaikan trik apapun yang digunakan di TKP misterius ini, di sebuah sekolah di mana ia bisa dengan mudah di lihat oleh orang lain, tidak kurang. Ini akan menjadi puncak dari kegagalan.”

Dia memang berada di posisi itu, sih.

“Sensei, kau mencoba untuk memahaminya dari sudut pandang pelakunya?”

Dia tampak seperti jenis yang akan membunuh secara langsung.

“Kasar sekali! Aku tidak akan melakukan pekerjaan kotor itu sendirian!”

“Apakah itu sesuatu yang kau harus katakan dengan bangga!?”

Namun, ia seperti mengatakan, mengapa mereka memilih sekolah?

“Menurut cerita mu, tidak ada siswa lain di sekitar ketika kau pergi ke sekolah pagi-pagi sekali?”

“Ya. Aku tidak melihat orang lain di perjalanan sampai ke atap”

“Jam berapa gerbang sekolah dibuka?”

“Pada 5:00. Tampaknya mereka buka lebih awal untuk persiapan festival Akebi. Ketika aku tiba di sekolah, itu sekitar 5:20.”

Penulis itu menutup buku yang telah ia baca dari awal sampai akhir percakapan kami, dan meletakannya kembali di atas meja.

“Jangan bilang….kau selesai membaca sementara kita berbicara sepanjang waktu ini?”

“Ya, aku melakukannya, dan memangnya kenapa?”

Dia membuat wajah seolah-olah memberitahuku untuk tidak menanyakan hal-hal yang sia-sia. Sudah begitu lama, namun kemampuan penulis untuk membaca cepat seperti semacam trik sulap.

“Jadi, bagaimana dengan rute lain untuk pergi ke atap?”

“Eh? Ti-tidak ada”

Aku bergegas menjawabnya, dan penulis melanjutkannya setelah mengistirahatkan dagunya pada tangannya.

“Jika aku ingat, tidak ada gedung sekolah yang lain?”

“Ada bangunan utara dan selatan. Keduanya memiliki empat lantai, dan Saho jatuh pada salah satu bangunan selatan”

Ada koridor yang mengubungkan dua bangunan.

“Jika ada empat lantai dihubungkan oleh koridor, itu akan mudah untuk datang dan pergi antara dua bangunan itu”

“Satu-satunya koridor yang menghubungkan bangunan ada di lantai pertama”

Ketika pergi antar kelas, kau harus turun ke lantai pertama untuk menggunakan koridor untuk pergi ke gedung sebelah”

“Bangunan yang merepotkan!”

Kekanak-kanakan, penulis berteriak dalam keluhan.

Kami mendengar pendulum berbunyi pukul 6 PM dari lorong.

“….Um, ini bisa menjadi salah satu kasus yang sangat aneh dan merepotkan?”

Pelaku, metode, dan motif—semua dari mereka tidak diketahui.

Pertama-tama, kami hanya sampai pada kesimpulan bahwa itu adalah kejahatan yang dilakukan oleh seseorang melalui proses eliminasi. Setelah dipikir-pikir, itu hanyalah asumsi tak berdasar. Bahkan jika itu diperlakukan sebagai kecelakaan, kita tidak tahu bagaimana dia bisa jatuh ke atap.

“Hei”

Dan jika itu adalah bunuh diri, bersama dengan misteri dari situasi yang telah dibuat, kami tidak tahu mengapa dia memilih untuk bunuh diri.

“Jika seseorang telah berusaha untuk menyakitinya, maka…. Saho harusnya telah dipanggil oleh seseorang dan…”

“Hei!”

“Eh?”

Ketika aku melihat ke atas, penulis membuat wajah yang benar-benar tidak senang. Ah, ini adalah wajah yang dia buat ketika dia benar-benar kesal.

“Hibari-kun. Apakah kau mencoba untuk ikut campur dan memecahkan misteri ini sendiri?”

Itu tebakan yang beruntung. Atau lebih tepatnya, aku tidak menyadari itu sampai dia mengatakan demikian. Tanpa aku sadari, aku telah menjadi asyik dalam menanggulangi misteri ini sendiri.

“Ya ampun. Ini menjadi kebiasaan burukmu sekarang. Cintamu pada novel misteri juga masalah. Setiap kali kau melihat ada sesuatu yang aneh, kau akan melibatkan diri di dalamnya. Kau ikut campur tanpa memikirkan konsekuensi! Apakah kau berpikir penalaran deduktif adalah suatu prestasi untuk gadis remaja seperti kau untuk dijadikan daya tarik? Kau harus mengamati dunia di depan yang brutal, dan bersedia untuk meragukan segala sesuatu. Tidak mungkin bagimu, yang, pertama-tama bahkan tidak bisa melihat duniadengan langsung”

“A-apa!? Aku hanya khawatir dengan temanku….lagi pula, sensei! Bukankah kau selalu merasa senang untuk membetulkan penalaranku!?”

“Itu hanya sesuatu yang aku lakukan ketika ada waktu luang. Namun, aku sibuk dengan menulis hari ini. Karena kau mencegah aku dari membongkar beruang, aku harus melakukannya dengan trik yang berbeda. Dan juga, seperti setiap hari rambut kuncir milikmu mirip seperti tali suci di sebuah kuil suci”

“Kuncir milikku tidak ada hubungannya dengan ini”

Sepertinya dia masih menyimpan dendam padaku karena beruang.

“Karena tidak ada pilihan lain, biarkan aku memberimu sebuah solusi inovatif. Segera setelah kau mendengarnya, situasi ini, yang bahkan tidak bisa disebut sebuah kasus, akan selesai dalam sekejap,”

Setelah menyatakan ini, penulis bersandar di dekat tanganku. Itu terlalu dekat!

Tanpa berpikir, aku bersandar untuk melihat ke arahnya.

Entah bagaimana, dia tampak berbeda dari sebelumnya.

“Hibari-kun”

“Y-ya?!”

“Apakah kau tahu jalan keluar yang cerdas pada sebuah kasus yang sebenarnya?”

“Itu adalah….seorang detektif besar yang akan mencari pelaku sesungguhnya berdasarkan petunjuk terkecil pun”

Dia menggelengkan kepala. Ada kepercayaan yang berani di matanya.

“Tidak, kau harus mendengar siapa pelakunya secara langsung dari mulut sang korban”

Katanya percaya diri. Untuk sementara, aku terdiam, lupa untuk menutup mulutku yang terbuka.

“I-itu kejam! Tidak ada yang akan mau melakukan itu”

“Korban akan menyaksikan insiden dari awal, sehingga itu akan menjadi cara terbaik. Dalam sebagian besar kasus di mana korban selamat, mereka akan tahu siapa pelakunya. Korban diselamatkan, dan pelakunya akan segera ditangkap. Itu akhir yang ideal, bukan? Tentu saja, jika ini adalah sebuah novel detektif, itu akan menjadi pekerjaan yang sangat membosankan. Lihat? Dengan cara ini, tidak ada lagi alasan untuk khawatir. Hanya menunggu siswa itu sadar kembali dan memintanya menjelaskan apa yang terjadi”

“Tapi—!“

“Nah, tenggorokanku kering karena terlalu banyak bicara . Hibari-kun, buatkan aku secangkir kopi”

Penulis itu tidak memperhatikan perasaanku dan melambaikan cangkir yang kosong padaku.

“Aku menolak! Pergi buatlah sendiri!”

“Hmmph, sungguh tidak sopan. Dalam hal ini, kita akan memutuskannya dengan ini”

Mengatakan itu, ia mengabaikan keluhanku dan mengulurkan tangannya. Setiap kali ada sesuatu untuk diputuskan, ia selalu menyarankan ini. Dan seperti yang sudah aku tahu, aku setuju tanpa bertanya.

“….Kita akan selesaikan dalam satu pertandingan”

“Tentu saja”

Setelah sesaat, “Gunting, Batu—“

“Kertas!”

Aku memainkan gunting. Itu adalah gunting yang cukup bagus. Menurut pendapatku sendiri. Bentuknua tidak buruk sama sekali.

“Ahaha! Sepertinya aku menang”

Apa yang sensei mainkan adalah sesuatu yang tidak aku mengerti.

“Sensei…apa itu?”

“Ini rubah”

Tet! Tet!

(ini suara klakson? Telolet om XD)

Dan dengan mengatakan itu dia menjepit hidungku dengan tangannya itu.

“Wha? Hentikan itu-! Apa yang kau maksud dengan rubah? Mengapa ada rubah dalam permainan batu-gunting-kertas?!”

“Rubah adalah penipu. Dan karena kau tertipu oleh rubah, kau kalah sekarang, pergi dan buatkan aku kopi. Dan setelah itu, langsung pulang”

“Ugh! Baik, aku mengerti”

Pada kenyataannya, aku tidak mengerti semua itu. Aku hanya tidak lagi memiliki energi untuk menanggapi kata-kata penulis itu lagi, yang tidak masuk akal.

Aku kembali ke dapur lagi.

Ketika aku membuat secangkir kopi kedua, aku berpikir tentang Saho, dan tentang tuhan.

Apakah itu Ex? Atau apakah itu hukuman?

Jika itu hukuman, apakah itu hukuman ilahi?

Pantaskan Saho mendapatkan sebuah hukuman?

Akan terlihat seperti tuhan membenci dengan orang-orang yang mencoba terlalu dekat dengan-Nya. Mereka yang takut legenda biasa berkata seperti itu.

Bahkan jika aku bukan tuhan, secara alami, aku akan marah jika seseorang datang dan duduk di depan rumahku, tetapi meskipun demikian, itu terlalu tidak masuk akal.

Katakan, tuhan, bukankah orang-orang yang mencoba untuk mendekati surga memiliki alasan tersendiri untuk melakukannya?

Sebuah alasan yang rahasia, serius dan jelas


PREV | Table of Content | NEXT

2 Comments Add yours

  1. projek joinan apa admin baru nih? 😑 ini LN sejenis sama kageroudays kan? min bisa request WN Reincarnated into a Werewolf, the Demon Lord Servants. dijamin bgus WNnya

    Like

Leave a comment