Genjitsushugisha no Oukokukaizouki Arc 5 Chapter 7 D

Arc 5
Chapter 7 – Badai D

Penerjemah : Zen Quarta
Editor : –
Sumber English :
J-Novel Club

image26

Dan dengan begitu, ryuu itu terbang ke dalam badai. Di punggungnya ada seorang dark elf yang memakai mantel hujan, dan sebuah makhluk bulat misterius (?).

Angin menderu di telinga kami.

Naden terus maju ke depan seolah-olah itu bukan masalah besar, tapi angin yang menerpa tubuh kami tetap kuat seperti biasa.

“Aisha, apakah kau baik-baik saja?!” panggilku.

“Tidak masalah! Guncangan disini tidak separah dengan yang ada di dalam gondola!”

Tidak sepertiku, perlindungan Naden tidak mencakup Aisha, jadi dia menerima efek penuh dari angin, hujan, dan gravitasi yang ada. Itulah sebabnya aku meminta Aisha duduk di depanku, terikat dengan tali, sama seperti Little Musashibo. Meskipun, dengan bentuk Musashibo, Aisha lebih tampak seperti sedang terjebak di kursi kelas atas.

“Tapi, apakah anda yakin kitsa bisa menemukan orang di dalam badai seperti ini?” Tanya Aisha, sambil menggunakan tangannya untuk melindungi wajahnya dari hujan. “Hujan ini membuat jarak pandang menjadi sangat buruk.”

Memang benar, mencari sesuatu di dalam hujan ini adalah hal yang sulit.

… Sebenarnya, sekarang setelah aku memakainya, aku menyadari bahwa kostum kigurumi ini membuat bidang pandangku menjadi menyempit. Kau mungkin berpikir kalau itu sudah jelas, tapi karena kemampuanku, Living Poltergeist, membuatku bisa melihat sesuatu dengan sudut pandang orang ketiga, hal itu tidak pernah menyulitkanku sebelumnya. Namun, di dalam badai ini, aku tidak bisa membuat sudut pandang orang ketiga itu bekerja dengan baik.

Maksudku, ya, aku bisa melihat, tapi itu sama seperti melihat siaran tv antena dengan signal siaran yang buruk. Aku tidak pernah menyadarinya sebelumnya karena aku tidak pernah mencoba bergerak di dalam badau, tapi apakah kemampuanku memiliki kelemahan seperti ini?

Dengan tidak ada pilihan lain, aku membuka bagian kepala Little Musashibo. Ada sebuah hembusan angin kuat yang tiba-tiba menerpa wajahku, tapi jika aku tidak bisa menggunakan kemampuanku, maka aku akan mengandalkan mataku sendiri. Seperti yang Aisha katakan, jarak pandang disini benar-benar buruk, tapi sejak awal kami mungkin tidak perlu melakukan pencarian itu.

“Jika merekalah yang menyebabkan badai ini, mereka pasti berada di tengah badai ini, Naden,” kataku.

“Aku tau. Kita akan segera sampai di pusat badai.”

Lalu, tiba-tiba, suara hujan dan angin mereda. Apakah badainya melemah?

Sensasi rintik hujan yang menerpa wajahku sekarang sudah hilang. Anginnya memang masih kuat, tapi hujan ini sudah berhenti ini sangat memudahkanku. Tapi, kami dikelilingi oleh awan disini.

Nah, jika kami berada di dalam awan, itu akan terasa seperti kita sedang diselimuti oleh kabut. Jika aku bisa mengatakan bahwa kami sedang dikelilingi oleh awan, itu berarti bahwa titik ini adalah sebuah tempat tanpa satupun awan.

“Ini…”

“Yang Mulia! Lihat ke atas!” teriak Aisha.

Karena desakan Aisha, aku mendongak ke atas, dan disana…

“Benda apa itu…?”

Ada sebuah massa besar berwarna abu-abu sedang melayang disana. Itu kurang lebih berbentuk seperti kubus, dengan panjang sisi kurang lebih sepuluh meter. Naden, dalam bentuk ryuu-nya saat ini, memiliki panjang sekitar empat puluh meter, jadi aku tidak yakin apakah dia bisa melilit benda itu menggunakan tubuhnya. Kubus raksasa itu mengabaikan gaya gravitasi dan melayang disana.

“Apakah itulah yang anda lihat, Yang Mulia?”

“Tapi itu jelas merupakan sesuatu yang ada di tengah badai ini!” kata Naden, sambil menatap ke arah kubus itu.

Itu adalah… yang menyebabkan badai ini? Kaede menduga kalau itu adalah iblis, tapi apakah benda itu bahkan memiliki nyawa? Tidak peduli apakah aku menilainya dengan standar dunia ini, atau standar di duniaku sebelumnya, benda itu sangat aneh. Lalu…

 

“Kenapa… kau… tidak… jawab…”

 

Aku kembali mendengar suara itu. Itu terdengar patah-patah, dan sulit untuk dipahami, tapi suara itu melengking, seperti suara seorang wanita, tapi ada sesuatu yang aneh tentang hal itu. Apakah itu berasal dari kubus itu?

“Aisha, Naden, apakah kalian memahami bahasanya?” tanyaku. “Itu mengatakan sesuatu tentang jawaban.”

“Benarkah, Yang Mulia? Saya tidak bisa mendengar apapun.”

“Aku tau kalau itu mengatakan sesuatu, tapi hanya itu…”

Seperti yang kami duga, mereka tidak bisa memahami perkataan yang mereka dengar. Aku mengulangi perkataan yang kudengar kepada mereka.

 

“Tiama… kau menghancurkan… anak-anakku… jadi kenapa…”

 

“Sebentar… ‘Tiama, kau menghancurkan, anak-anakku, jadi kenapa,’” ulangku.

 

“Kenapa kau tidak menghanc.. aku tidak punya… tersisa…”

 

“’Kenapa kau tidak menghanc, aku tidak punya, tersisa.’”

Naden dan Aisha sama-sama mengerang.

“Tiama… Itu adalah Tiamat-sama, kan?” tanya Naden. “Itu pasti benar.”

“Itu memang terdengar seperti mereka ingin mengatakan sesuatu kepada Tiamat-dono,” kata Aisha.

Aku setuju dengan mereka berdua. Apakah Tiamat-dono mengetahui sesuatu tentang kubus itu? Kalau dipikir-pikir, bukankah Tiamat-dono telah memprediksi badai ini?

“Bahkan setelah… kau tetap… tidak menjaw…”

“’Bahkan setelah, kau tetap, tidak menjaw’… huh.”

Suara yang kudengar sama sekali tidak memiliki intonasi. Tapi, dari pemilihan katanya, aku merasakan sesuatu seperti kemarahan. Gambaran dari semuanya masih tidak jelas, tapi aku merasa kalau benda itu sedang mengkritik Tiamat-dono dengan keras.

“Saya merasa bisa memahaminya, tapi ternyata tidak,” kata Aisha, memalingkan wajahnya kesamping. “Saya harap dia mau keluar dan mengatakannya dengan lebih jelas.”

Naden juga sedang berpikir. “’Kau’ yang dia katakan… mungkin adalah Tiamat-dono, kan? Apakah itu berarti…”

“Tunggu! Dia masih mengatakan sesuatu.” Aku memotong perkataan Naden, dan kembali mendengarkan.

 

“Jika seperti itu…”

 

“’Jika seperti itu,’” ulangku.

“Aku… akan menghancurkan… dunia milik anak-anakmu.”

“Ap?!”

“Whoa, Souma?! Apa yang dia katakan?!” teriak Naden, tapi aku tidak bisa segera mengungkapkannya dengan kata-kata.

Aku akan menghancurkan dunia milik anak-anakmu?

Jika Naden benar, maka “kau” yang dia maksud adalah Tiamat-dono, maka anak-anak yang dia maksud adalah Naden dan para naga, dan dunia tempat mereka tinggal adalah Dracul. Apakah suara itu berniat menghancurkannya? Itu adalah peringatan jelas tentang niat untuk menghancurkan.

Apakah ini… bukanlah sesuatu yang bisa kami selesaikan dengan kata-kata…?

“Aku… hancurkan. Agar kau… hancurkan aku…”

“Ap?!”

Aku akan menghancurkan. Agar kau menghancurkanku. Begitulah kedengarannya bagiku.

Menghancurkan, agar bisa dihancurkan? Pemilik suara itu tidak ingin menghancurkan Dracul, dia mencoba membuat Tiamat-dono menghancurkan dirinya karena melakukan itu. Dia marah karena Tiamat-dono menolak untuk melakukannya? Dengan kata lain, badai ini tercipta karena keinginan pemilik suara itu untuk dihancurkan.

“Souma!” panggil Naden, mengembalikanku ke kenyataan.

“Ah!”

“Bertahanlah! Hanya kaulah yang memahami apa yang mereka katakan, kau tau?!”

“Maaf. Sepertinya benda itu ingin menghancurkan Dracul karena Tiamat-dono menolak untuk menghancurkan dirinya.”

“Huh? Dialah yang ingin dihancurkan, tapi dia malah menghancurkan wilayah orang lain? Saya akui kalau saya tidak memahami keinginan untuk dihancurkan, tapi bukankah tujuannya dan metode untuk melakukannya terkesan tidak nyambung?” Aisha tampak kebingungan.

Bahkan aku sendiri juga tidak memahami alasannya.

“Yah, apapun itu, benda itu datang jauh-jauh ke Dracul meminta untuk dihancurkan. Tapi Tiamat-dono sepertinya menolaknya, mungkin dengan alasan yang bagus. Sepertinya itulah yang membuat benda itu menciptakan badai ini. Sepertinya dia berpikir kalau jika dia memojokkan anak-anak Tiamat-dono… atau bisa dikatakan, para naga, Tiamat-dono terpaksa harus menghancurkannya.”

“Ada banyak kata ‘sepertinya’ di dalam perkataanmu, bukan?”

“Hei, bukan berarti aku bisa melakukan sesuatu. Aku menyimpulkannya berdasarkan informasi yang terpecah-pecah.”

Mungkin, Tiamat-dono mengetahui semua rinciannya, tapi, seperti yang Hakuya katakan sebelumnya, Tiamat-dono memberitahuku bahwa dia tidak memiliki “kewenangan” untuk memberitahuku tentang hal itu, jadi itulah akhir dari pembicaraannya.

Apakah jangan-jangan alasan Tiamat-dono memilih untuk tidak menghancurkan benda itu ada hubungannya dengan “kewenangan” itu juga?”

 

“Aku… menghancurkan. Jadi… kau… akan menghancurkan…”

 

Suara itu mengulangi perkataan itu lagi. Lalu sekitar dua puluh objek kecil berbentuk bulat keluar dari bagian atas kubus abu-abu itu. yah, aku menyebutnya kecil, tapi ukuran mereka hanya kecil jika dibandingkan dengan kubus itu. Dalam hal ukuran, mereka mungkin memiliki diameter sekitar satu meter. Objek bulat itu tidak melayang, dan ditarik turun oleh gaya gravitasi.

Melihat itu, Naden bertanya dengan suara panik, “Hei, Souma, apakah itu…?”

“Ya. Mereka juga tampak seperti berita buruk bagiku.”

Ada banyak objek bulat misterius yang muncul setelah dia mengatakan tentang menghancurkan. Aku punya firasat buruk tentang hal ini.

“Naden! Bisakah kau menembak jatuh mereka tanpa mendekat?!” kataku.

“Aku akan melakukannya!”

Roooooaaaaar!

Naden meraung, menembakkan serangan listrik ke arah objek bulat yang berjatuhan itu. Serangan listrik itu menyebar, dan menembus objek bulat yang bertebaran itu. Lalu…

Boom!

Pada saat listrik itu mengenai mereka, objek bulat itu mengeluarkan kilatan cahaya berwarna biru dan putih, dan mengembang menjadi bola cahaya. Setelah cahaya itu, kami mendengar suara bergemuruh, dan hembusan angin kencang yang menerpa kami setelah itu dengan jelas memberitahu kami betapa kuatnya ledakan itu.

Aku tau… Objek bulat hitam itu adalah sesuatu yang mirip dengan bom!

Aisha menoleh ke arahku, seolah-olah baru mengingat sesuatu. “Ini buruk, Yang Mulia! Liscia dan yang lain ada di bawah sana!”

“Aku tau. Naden, aku mengandalkanmu! Tembak jatuh mereka semua, dengan segala cara!”

“Itulah yang kurencanakan!”

Sambil berenang di langit, Naden menembakkan sengatan listrik demi sengatan listrik, dan menembak jatuh objek bulat itu satu per satu. Tapi jumlah mereka terlalu banyak.

“Naden-dono! Aku akan membantumu!” Aisha melepaskan tali yang mengikatnya, dan berdiri. “Yang Mulia, tolong pegangi saya!”

“S-Seperti ini?!” Aku mengeluarkan tubuh bagian atasku dari dalam Little Musashibo, dan merangkulkan lenganku di pinggang Aisha. Disaat bersamaan, aku mengendalikan boneka Little Musashibo, dan membuatnya menahan kaki Aisha. Aisha, yang sekarang menaiki punggung Naden dalam posisi berdiri, sambil mempersiapkan greatsword yang biasanya.

“Baiklah, Yang Mulia, tolong tundukkan kepala anda!”

“B-Baik.”

“Saya mulai… Hahhhh!” Dengan sebuah teriakan perang yang keras, Aisha mengayunkan greatsword-nya.

Sebuah hempasan angin yang pernah kulihat sebelumnya saat  melihat dirinya berlatih dengan Liscia terbang ke arah objek-objek bulat itu, dan membelah salah satunya menjadi dua. Lalu sebuah tebasan menyamping; tebasan diagonal dari kiri; tebasan diagonal dari kanan. Dengan setiap ayunan greatsword milik Aisha, sebuah hempasan angin akan terbang ke arah objek bulat itu, dan memotongnya satu per satu.

Aisha selalu agak mengecewakan dalam kehidupan sehari-harinya, tapi dia dapat diandalkan di medan pertempuran, dan merupakan warrior terkuat di kerajaan.

Dengan usaha Naden dan Aisha, objek bulat yang dijatuhkan oleh kubus itu mulai dihancurkan dan dibelah. Namun, kubus itu terus menjatuhkan mereka, satu demi satu.

“Ini tidak ada habisnya…” erang Aisha.

“Tapi jika kita tidak menghancurkan mereka, objek itu akan menyebabkan kerusakan dibawah,” kata Naden.

“Kita tidak bisa maju, dan kita tidak bisa mundur. Kita akan kalah jika terus seperti ini.”

Aisha mungkin benar. Sialan! Jika saja kami bisa menghubungi daratan, kami bisa memperingatkan mereka tentang bahaya dan menyuruh mereka mengungsi. Aku seharusnya membawa sebuah Factory Arm untuk digunakan sebagai penghubung… Yah, meratapi hal-hal itu sama sekali tidak akan membantu.

“Oh, gezz. Apa yang bisa kita lakukan?” Aku mendongak ke arah kubus itu, sambil memeras otakku.

Kemudian hal itu terjadi.

 

“Heeiiiii…”

 

Aku mendengar suara yang berasal dari suatu tempat. Itu tidak seperti suara yang telah kudengar sampai saat ini. Kali ini, itu adalah suara seorang pria.

 

“Heeiiii! Soumaaaa!”

 

Suara itu berasal… dari bawah?!

Saat aku menjulurkan kepalaku ke sisi Naden untuk menatap ke bawah, aku melihat seekor naga merah sedang meluncur ke arah kami dengan kecepatan luar biasa. Sayapnya dilipat, dan dia hampir berbentuk seperti anak panah. Tunggu dulu, bukankah dia terbang sangat cepat meskipun tidak membentangkan sayapnya?

Selain itu, Halbert ada di punggungnya, berpegangan erat supaya dia tidak terjatuh.

“Hal?!” teriakku.

“Ruby?!” teriak Naden disaat bersamaan.

Ruby meluncur melewati kemi dengan Halbert menaiki punggungnya. Keduanya terus meninggi secara vertikal seperti itu, tapi pada akhirnya mereka kehilangan inersia, dan mulai terjatuh ke bawah. Sayapnya tidak membentang… Oh, itu dia! Karena jika dia membentangkan sayapnya, mereka akan terganggu oleh angin, uh!

“Naden!” panggilku.

“Aku tau!”

Naden pergi ke bawah Ruby yang sedang jatuh dan menangkapnya. Dari sana,  dia melilitkan tubuhnya pada Ruby dan menyeimbangkannya. Ruby terdengar lega saat dia berkata, “Cara terbang ini… tidak baik untuk jantung.”

“Ruby, bagaimana kau…?”

“Simpan percakapan itu untuk nanti! Kita tidak boleh membiarkan benda-benda itu mencapai daratan, kan?!”

Dengan perkataan itu, Ruby menarik nafas dalam-dalam, dan mengeluarkan hembusan api yang disebut nafas naga. Api tertembak keluar seperti obor besar, membakar objek-objek itu dan membuat mereka meledak.

Saat dia melihat itu, Naden memutar tubuhnya dan mengeluarkan sengatan listrik ke segala arah. Dengan itu, nafas Ruby juga ikut berputar seperti jarum jam, dan menghancurkan objek-objek itu dalam skala yang lebih luas.

Area di sekitar kami dipenuhi oleh api cemerlang, listrik, dan ledakan. Itu membuat mataku sakit.

Dengan memicu mereka semua untuk meledak secara bersamaan, itu memberi kami sedikit waktu sampai objek selanjutnya dijatuhkan.

“Jadi, bagaimana kau bisa sampai kemari, Ruby?” Naden bertanya kepada Ruby, yang bernafas agak berat, saat situasi sedikit menenang. Sekarang setelah dia mengatakannya, bukankah kami pernah membicarakan kalau naga bersayap tidak bisa terbang di cuaca yang ekstrim?

“Aku meminta orang ini menemaniku… dan melakukan hal gila untuk terbang kemari…” Ruby berkata sambil mencoba untuk menenangkan pernafasannya. Menjulurkan kepalanya, dia menggunakan moncongnya untuk menunjuk punggungnya.

“Orang ini” yang dia maksud, apakah itu adalah Hal?

“Hal, apa yang telah kau lakukan…?” tanyaku, merasa benar-benar kelelahan.

Hal menunjuk ke arah belakangnya. “Souma… Kau membawa ini, bukan? Kami menggunakannya… untuk terbang kesini.”

Apa yang Hal tunjuk saat dia mengatakan hal itu adalah Alat Pendorong Maxwellian yang terpasang di bagian belakang pelananya, Little Susumu Mk V (Kecil).

Mataku terbuka lebar.

Jadi inilah yang Kaede maksud!

***

Sebelumnya…

“Aku ingin meminta bantuanmu.” Aku mendudukkan tubuhku yang nyeri, membenarkan posturku, dan kemudian membungkukkan kepalaku ke arah pemuda berambut merah itu.

Saat aku melakukannya, Hal bertukar pandang dengan gadis bertelinga rubah… Kaede, bukan? “Aku tidak yakin apakah ini adalah waktu yang tepat untuk tiba-tiba meminta bantuan…”

“Pertama, aku ingin mendengar bantuan apa yang kamu minta, kamu tau,” kata Kaede. “Apakah ada sesuatu yang kamu inginkan dari Hal?”

“Aku tidak peduli apa itu. Suruh saja aku melakukan sesuatu!” Kataku dengan memohon. Aku membungkukkan kepalaku dalam-dalam. “Aku tidak mau bergantung pada Naden untuk menangani situasi ini! Jika aku menyerahkan nasib Dracul kepada Naden, sementara aku tidak melakukan apapun… aku tidak bisa lagi memiliki kebanggaan terhadap diriku sendiri.”

Aku tidak bisa terbang di dalam badai ini. Meski begitu, jika aku membiarkan Naden melakukan semuanya, aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku sendiri.

“Kau adalah bawahan raja itu, Souma, kan? Tidak ada satupun yang bisa kami lakukan, tapi karena kalian berdua datang dari luar Pegunungan Naga Bintang, kupikir kalian mungkin memiliki beberapa cara untuk melakukan itu.”

“Aku tidak tau…” kata Halbert.

“Aku tidak peduli seberapa berbahayanya itu. Aku ingin agar kau membuatku bisa melakukan sesuatu juga.” Perasaanku menusukku dari dalam.

Hal menggaruk kepalanya sambil menunjukkan ekspresi kesulitan di wajahnya. “Hmm, aku tidak punya ide tentang bagaimana cara untuk terbang di cuaca sangat buruk yang bahkan tidak bisa ditangani oleh para naga. Sihir Kaede bisa memanipulasi gravitasi, tapi meski begitu, dia hanya bisa membuat benda melayang sedikit di atas permukaan tanah. Kan?”

“Ya. Kurasa sihir tanah tidak akan bisa melakukan apapun disini,” angguk Kaede.

Apakah ini seperti yang kutakutkan? Apakah tidak ada satu hal pun yang bisa kulakukan?

Saat rasa putus asa mulai memenuhiku, Kaede tiba-tiba berkata. “Tapi, itu bukan berarti kami tidak memiliki satupun cara, kamu tau.”

“K-Kau memiliki sesuatu?!”

“Ini berbahaya, tapi… jika sayapmu dipengaruhi oleh angin, maka kau tidak melipatnya, kamu tau.”

Tidak membuka sayapku? Dia memberitahuku untuk terbang tanpa membuka sayapku? Itu adalah… sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh Naden.

Hal juga menunjukkan ekspresi ragu di wajahnya. “Tidak, tidak, bagaimana naga bersayap bisa terbang tanpa membentangkan sayapnya?”

Namun, Kaede hanya menatapnya dengan putus asa. “Apakah kau sudah lupa, Hal? Benda yang kita miliki di dalam gondola.”

“Di dalam gondola? Mari kita lihat, ada benda kigurumi aneh yang Souma buat, dan… Oh, itu! Alat Pendorong itu, Little Susumu apalahnamanya!”

Alat Pendorong? Aku tidak memahami apa yang mereka bicarakan, tapi sepertinya mereka berpikir kalau itu akan berhasil.

Kaede menunjuk ke arah punggungku dan berkata, “Naga dan wyvern memiliki ukuran yang berbeda, tapi bentuk mereka secara keseluruhan bisa dibilang sama. Jika kita memasangkan Little Susumu Mk V (Kecil) di punggungnya, sama seperti yang kita lakukan pada kavaleri wyvern, lalu menghidupkannya dengan kekuatan penuh, bahkan dengan sayap terlipat, kurasa dia bisa terbang lurus dari atas tanah.”

“Aku memahami pemikiranmu, tapi… bukankah itu berbahaya?” tanya Hal dengan ragu. “Dia hanya bisa naik ke atas, kan?”

Kaede mengangguk, mengiyakan kekhawatirannya. “Tentu saja. Tidak ada cara untuk mengubah arahnya. Itu hanya bisa pergi ke atas. Selain itu, kita masih belum mengujinya dalam kondisi badai, jadi aku tidak tau apakah itu benar-benar bisa dilakukan.” Kaede tampak khawatir. “Namun, sesuai perkataannya, jika dia ingin melakukan sesuatu, hanya inilah satu-satunya jalan…”

“Aku tidak keberatan,” kataku dengan tegas. “Aku benar-benar memahami kalau itu berbahaya. Biarkan aku melakukannya.”

“Ruby…”

“Aw, gezz! Sepertinya aku tidak punya pilihan lain!” Hal menggaruk kepalanya, dan menunjukkan senyuman di wajahnya. “Akulah yang membuatmu bersemangat melakukan ini. Aku akan ikut denganmu.”

Usulan Hal membuat mata Kaede terbuka lebar. “Hal… kau memahami apa maksud dari perkataanmu, kan?”

“Bahwa aku akan berada dalam bahaya? Ya, aku sudah siap dengan hal itu. Selain itu, naga yang memakai pendorong tidak akan bisa mengendalikannya sendiri. Dia membutuhkan seseorang untuk menaikinya dan mengendalikan pendorongnya, kan?”

“Bukan itu yang kukhawatirkan… Oh, gezz, tidak ada pilihan lain, kan?” gumam Kaede. “Baiklah. Aku akan mencari cara yang bagus untuk memberitahu Yang Mulia.”

Kaede mengangkat bahunya dengan putus asa saat dia menyetujui ide itu.

“Terima kasih. Hal, Kaede.”

Aku kembali membungkukkan kepalaku kepada mereka berdua. Aku sangat berterima kasih kepada mereka.

Disini dan saat ini, seorang ksatria naga merah dadakan telah terlahir.

← PREV | Table of Contents | NEXT →


Jika kalian menemukan kesalahan pengetikan atau kesalahan penerjemahan jangan ragu untuk memberikan komentar di bawah postingan ini atau di FP Facebook.

23 Comments Add yours

  1. excel says:

    Wah, hal mlh nambah calon tunangan lg

    Like

  2. FARIZ says:

    Mantap, lanjut gan

    Like

  3. FARIZ says:

    Mantap

    Like

  4. budi ansyah says:

    lanjut gan

    Like

  5. Anonymous says:

    Mantap lanjut..!!!!!! ‘

    Like

  6. Fayori Akbar says:

    Kalimat penutupnya membuat q ingin tertawa “Disini dan saat ini, seorang ksatria naga merah dadakan telah terlahir.” Good Job Penulis dan penerjemah

    Like

  7. Anonymous says:

    Ksatria naga dadakan telah lahir….

    Like

  8. Anonymous says:

    Like

    Like

  9. Anonymous says:

    Like

    Like

  10. Anonymous says:

    Arigatou Zen-san..!! Oiya part badai masih Ada yah, hm penasaran wujud sperti apa Yang put us asa pengen lenyap (didalam kubus) itu.

    Like

  11. ucok says:

    mantap bang zen…………lanjut……………..

    Like

  12. Hahahahaha says:

    Aku membungkukkan kembali membungkukkan kepalaku kepada mereka berdua. Aku sangat berterima kasih kepada mereka.

    kalimatnya emang begitu apa kelebihan min ?

    Like

  13. Anggie Abdurochman says:

    Ganba min… and ty min….

    Like

  14. Hizkia Legesan says:

    Dan lagi..
    Ketidakpekaannya Hal… :v

    Semangat min…

    Like

  15. Hiro-kun says:

    Ntah knp siapa saja cwo yg dekat sama Souma pasti dpat Karisma nya jga
    Hakuya,Ponco,Hal 😂
    Sudah di pastikan Hal bakal pnya 2 istri brrti yah Kaede sama Ruby (͡° ͜ʖ ͡°)

    Like

    1. Hizkia Legesan says:

      Bukannya sebelumnya pernah dibilang kalo di masa depan nanti Hal akan menikah dengan salah satu anak petinggi elf yang pernah diselamatkananya.? :v
      Kalo ngak salah itu di volume 2, pas lagi perang saudara… :v

      Like

      1. swarakula says:

        Beda versi gan WN ama LN

        Like

      2. LOLMAN says:

        Nanti di arc 7 kemungkinan pas souma datang ke hutan pelindung buat nerima reatu dari ayahnya ashia

        Like

      3. Hizzu says:

        Dan itu terbukti di Volume 10. Chapter 1…
        namanya Velza Norn.. ><
        di saat Hal sedang bibang dengan pernikahannya, tuh bocah 10 thn datang ke kaede sama ruby buat minta restu.. :v

        Like

  16. Arima says:

    Tahu bulat di goreng dan dadakan eh maksudnya si hal berubah jadi ryuukishi dadakan.
    Tnx ZEN.
    Semoga lancar jaya & always update (di bogem Zen)”plak”

    Like

  17. Finally :v Ampe lumutan XD
    But thanks min for updatenya :)) sehat selalu dan semangat updatenya :))

    Like

  18. Naisu Prime says:

    setelah 1 abad menunggu

    Like

  19. IYKWIM says:

    dikira sampe D eh masih beranak lg :v

    Like

Leave a comment