Genjitsushugisha no Oukokukaizouki Arc 3 Chapter 5 E

Arc 3
Chapter 05 – Sebagai Seorang Penguasa E • After

Penerjemah : Zen Quarta
Editor : –
Sumber English : Larvyde

Setelah pengadilan selesai, Souma, Aisha, dan aku kembali bersama-sama ke kantor pemerintahan. Selama perjalanan, Souma tiba-tiba terhuyung.

“Souma!” (Liscia)

“Yang Mulia!” (Aisha)

Aisha dan aku pergi untuk memapangnya, tapi Souma menyadarkan tangannya ke dinding dan berkata, “Aku baik-baik saja, hanya sedikit goyah”, sambil menghentikan kami dengan tangan satunya.

“Tapi….” (Liscia)

“Aku baik-baik saja…. Tolong biarkan aku sendiri untuk beberapa saat.” (Souma)

Dengan itu dia masuk sendirian kedalam kantor pemerintahan. Aku mengintip ekspresinya saat dia masuk kesana, dia pucat. Dia sudah jelas berada dalam kondisi yang buruk. Ditinggalkan disini, aku berkata kepada Aisha yang berada di situasi yang sama.

“Dia kuat dan tegas sampai sekarang…. Apa yang terjadi?” (Liscia)

“Saya tidak tahu,…. Tapi.” (Aisha)

“Tapi?” (Liscia)

“Dia terlihat seperti prajurit muda yang kembali dari pertempuran pertamanya. Pembunuhan… pertamanya.” (Aisha)

“Yang artinya…. Fakta bahwa dia telah membunuh kedua belas bangsawan itu entah bagaimana memberatkannya?” (Liscia)

Tapi itu adalah sesuatu yang Souma lakukan berdasarkan pertimbangannya sendiri, kan? Maka dia tidak perlu menyesalinya. Juga, Souma membunuh Gaius VIII dari Dukedom Amidonia sebelumnya. Mereka bukanlah orang yang pertama kali dia bunuh. Tapi saat aku mengatakan hal itu…..

“Ini hanya dugaan, tapi untuk kasus Gaius itu adalah bunuh atau dibunuh. Namun, dalam kasus kedua belas bangsawan itu, tidak ada ancaman langsung bagi Yang Mulia. Meskipun membiarkan mereka hidup adalah sebuah ancaman, dia pasti terus berdebat dengan dirinya sendiri apakah keputusan untuk membunuh mereka itu benar atau salah.” (Aisha)

Aisha mengatakan itu saat dia menatap pintu kantor pemerintahan dengan khawatir…. Itu benar, Aku pikir Aisha benar. Aku dengar Souma datang dari dunia yang damai. Mungkin karena dia datang dari dunia seperti itu, Souma membenci sesuatu yang dapat menyebabkan kematian. Yang berarti, dia tidak optimis untuk berpikir bahwa semua hal dapat di selesaikan tanpa korban. Itulah sebabnya kebijakan yang Souma jalankan selalu mencoba untuk membawa hasil terbaik dengan pengorbanan paling sedikit.

Itu adalah sesuatu yang harus siap dilakukan oleh penguasa sebuah negara. Namun, hati Souma mungkin tidak terlalu kuat untuk mengizinkan lebih banyak jumlah yang di korbankan.

“Katakan Aisha. Bagaimana kamu menangani prajurit seperti itu?” (Liscia)

“Baik…. Kami membuat mereka melupakannya, atau mungkin atasan atau senior mereka akan mengajak mereka minum atau mungkin bermain dengan wanita. Hal itu… adalah hal yang harus anda setujui setelah beberapa saat.” (Aisha)

Minum, atau mungkin…..

***

Persidangan dimulai pada sore hari. Sekarang sudah benar-benar gelap. Aku tidak menghidupkan api sama sekali, dan didalam kegelapan kantor pemerintahan aku terbaring di tempat tidur dengan kesepian. Ada banyak hal yang harus kulakukan, tapi sebelumnya sudah berkata kepada Hakuya untuk membiarkanku libur hany untuk hari ini. Aku ingin tidur, tapi berkebalikan dengan keinginan itu, aku sama sekali tidak mengantuk.

Ketika aku mencoba untuk memikirkan sesuatu, pertanyaan apakah keputusanku sebelumnya sudah benar atau tidak, muncul di pikiranku. Aku mempertimbangkan bahwa mengeksekusi kedua belas bangsawan itu sudah benar untuk urusan jangka panjang. Jika aku membiarkan mereka hidup, mereka akan melukai seseorang dengan bencana yang mereka tabur, dan aku pasti akan menyesali hal itu. Yah, itu adalah apa yang selalu kukatakan kepada hatiku sendiri jadi aku tidak akan menyesal karena telah membunuh mereka saat ini…..

【 Lakukan semua kekejaman sekaligus. 】

【 Raja tidak perlu memikirkan rasa bersalah akan kekejaman itu. 】

【 Untuk mencegah jatuh ke dalam kehancuran, pilih jalan perang. 】

【 Setelah kamu jatuh ke kehancuran, itu sudah terlambat untuk menyesali apa yang seharusnya kamu lakukan di masa lalu. 】

Perkataan Machiavelli muncul berulang kali dalam pikiranku. Aku hanya mencari alasan, tapi jika aku tetap akan menyesalinya, aku harus memilih untuk menjaga orang yang ku sayangi tidak terluka. Aku harus menguatkan diriku ketika aku membuat sebuah keputusan, tapi hal itu hanya membuatku merasa semakin pahit pada hatiku yang gemetar.

Pada saat itu, pintu masuk tiba-tiba terbuka. Aku menggerakkan kepalaku untuk melihatnya, dan ada Liscia dan Aisha yang berdiri di sana.

Setengah telanjang.

Mereka hanya mengenakan dua potong kain seukuran handuk tangan. Satu melilit pinggul mereka, satunya lagi melilit dada mereka. Meskipun pintu yang terbuka mengizinkan cahaya dari koridor masuk, ruangan ini masih terlalu gelap bagiku untuk melihat wajah mereka. Yang artinya, garis tubuh mereka yang ditekankan oleh bayangan cahaya membuatnya sangat seksi. Meskipun tubuh Aisha yang tinggi dan garis badannya yang bagus terlihat luar biasa, Liscia memiliki kecantikannya sendiri…. Sejujurnya, jika aku tidak merasa buruk saat ini, aku sudah pasti akan kehilangan akal sehatku dan melompat ke arah mereka.

“….. Apa yang coba kalian lakukan.” (Souma)

Sebuah nada dingin yang bahkan membuatku terkejut. Sial, apa yang kukatakan. Aku hanya melampiaskan perasaanku, kan? Aku kembali berkata dengan nada setenang yang aku bisa.

“Kupikir aku berkata kepada kalian untuk membiarkanku sendiri?” (Souma)

“Kami tidak mungkin meninggalkanmu yang terlihat seperti sendirian, bukan?” (Liscia)

Tanpa memikirkannya, Liscia duduk di tempat tidur dimana aku sedang berbaring. Aisha juga datang dan duduk di sisi lain tempat tidur. Kemanapun aku memalingkan kepalaku, ada pantat gadis cantik yang menunggu di sana. Aku hanya punya pilihan untuk menutup mata dengan tanganku dan menatap ke atas.

“Ada apa dengan semua ini…. Apa yang kalian inginkan….” (Souma)

“Itu… um…. Kami ingin membuat kamu, uh, lupa….” (Liscia)

“Huh?” (Souma)

“BAGAIMANAPUN! Kamu dapat, melakukan apapun yang kamu mau bersama kami, jadi.” (Liscia)

“Bagaimanapun, ini adalah pertama kalinya kami melakukan hal ini, jadi kami akan menyerahkan semuanya kepada anda, Yang Mulia!” (Aisha)

“Apa yang kamu katakan Aisha. Aku…. Sedang tidak mood untuk itu saat ini.” (Souma)

“Uuuhh, mungkin seharusnya kita juga membawa Juna-dono.” (Aisha)

Yah, Juna sedang sibuk dengan kepindahannya dari Angkatan Laut saat ini. Haah…. Apapun itu, mereka melakukan ini karena mereka mengkhawatirkanku. Saat aku memikirkan hal itu, Liscia bertanya dengan takut.

“Um, Souma…” (Liscia)

“Apa?” (Souma)

“…. Disini dingin, jadi bisakah kami masuk kedalam selimut?” (Liscia)

Jadi mereka kedinginan… bagaimanapun, saat ini sudah hampir musim dingin. Mereka sudah pasti akan kedinginan dengan penampilan seperti itu. Sebenarnya, mereka bisa masuk dengan mengenakan pakaian, kan? Bagaimanapun, aku mempersilahkan mereka masuk kedalam selimut. Ini adalah sebuah tempat tidur dengan tidak banyak tempat tersisa untuk kami bertiga, jadi keduanya pada dasarnya menempel padaku. Tidak menggila setelah di himpit oleh dua gadis cantik setengah telanjang, menunjukkan sejauh apa aku telah jatuh dalam tekanan.

“Fyuh. Ini hangat.” (Liscia)

“Ini, huh. Saya merasa saya dapat tidur seperti ini.” (Aisha)

“Meskipun, ini adalah ruangan dan kantor pemerintahan….” (Souma)

Tapi yah…. Ini benar-benar hangat. Aku merasa perasaan tidak nyamanku perlahan menghilang. Hatiku terasa lebih ringan hanya dengan adanya seseorang yang berada disampingku. Aku benar-benar merasa terlindungi. Aku benar-benar merasa ingin melindungi. Aku…. Masih bisa bertahan.

“Kalian berdua.” (Souma)

“Hm?” (Aisha)

“Ada apa?” (Liscia)

“Terimakasih.” (Souma)

Aku kemudian jatuh tertidur.
*TN: FAK, Souma menang banyak xD (Tanang aja mereka belum nganu kok :v)

***

 

 

Satu bulan kemudian datang berita bahwa “Pemberontakan terjadi di Dukedom Amidonia”

← PREV | Table of ContentsNEXT →

6 Comments Add yours

  1. KirisuMafuyu says:

    Animenya sebentar lagi sampe sini

    Like

  2. Ahmad Reza Hilmi P (Reza) says:

    UwU

    Like

  3. Postman says:

    Hmmm😏
    Fak malah tidur

    Like

  4. rockr says:

    it’s that so..naruhodo~…

    Like

Leave a comment