Stranger’s Handbook Chapter 117

Chapter 117 – Pendidikan dan Pelatihan

Penerjemah : Zen Quarta
Editor : Yuda Jarkasih
Sumber English : Oyasumi Reads

“Kalau begitu, Yang Mulia. Saya permisi.”

“Saya juga permisi, Yang Mulia.”

“Ya, aku telah membuat kalian kerepotan. Habiskanlah waktu kalian dan bersantai untuk saat ini…”

Aku berterimakasih atas ceramah sang Ratu, yang berlangsung sampai pagi hari.
Aku mencoba untuk mengabaikan rasa kesemutan, saat aku menyeret kakiku ke ruanganku.
Sang pangeran juga berada dalam kondisi yang sama saat dia berjalan.

“Ayah mertua, bisakah kamu juga menggunakan sihir penyembuhan pada kakiku…”

“Jangan seperti anak manja. Apa yang akan kamu lakukan jika kamu tidak dapat menahan sesuatu seperti ini sendirian!? Kelihatannya kamu memerlukan sedikit pendidikan.”

Serius, jika itu adalah guruku, dia akan tiba-tiba menyerangnya dengan sihir ofensif.
Aku adalah orang yang baik, jadi aku tidak akan melakukan hal itu.
Pangeran itu tetap terdiam saat aku meletakkan sebuah gelang spesial di tangannya.

“Err, ayah mertua? Ini….”

“Tidak masalah. Itu adalah sebuah gelang spesial yang kuterima dari guruku. Itu membantumu menyimpan kekuatan sihir. Itu adalah alat sihir yang akan memberikan rasa sakit jika kamu tidak mengumpulkan kekuatan sihirmu sampai batas tertentu. Gunakan itu tanpa mengeluh.”

Aku mendengar suara kebahagiaan milik pangeran, saat aku bergegas menuju ruanganku.
Jadilah kuat, putra menantu-dono.

 

Karena aku membawa pangeran bersamaku, yang sedang berjalan seperti seekor rusa yang baru lahir, itu membutuhkan banyak waktu untuk sampai ke ruanganku, tapi akhirnya kami sampai juga.

“Selamat datang, tuan. Siapa orang ini?”

“Ya, dia adalah putra menantu-ku…. Pangeran Mars.”

“Senang bertemu dengan anda. Saya adalah Suu, steward milik Keluarga Duke.”

“Aku Mars. Senang bertemu denganmu.”

Suu dengan cepat sedikit mengangkat roknya dan membungkukkan kepalanya.
Pangeran itu gemetar.

“Untuk saat ini, siapkan teh untuk kami. Dan juga, mintalah Bea untuk datang kemari.”

“Sesuai keinginan anda.”

Aku duduk di sofa sambil melihat Suu yang sedang menyiapkan teh dengan bersemangat.
Pangeran itu dengan putus asa mencoba untuk memahami situasi ini saat dia masih tetap berdiri.

“Putra menantu-dono, hanya ada kerabat disini. Kamu dapat bersantai.”

“Baik. Tapi…..”

Pangeran itu melirik Suu.
Yah, dia mungkin akan merasa sedikit tidak enak.

“Kukatakan kepadamu bahwa hanya ada kerabat disini. Aku bertanya hanya untuk memastikan, tapi apakah kamu memiliki masalah dengan kemonobito?”

“Tidak, saya bukanlah pendukung diskriminasi ras. saya juga tidak memiliki masalah dengan kemonobito. Saya minta maaf atas kesalahpahaman ini.”

Dia mengatakan hal itu dan membungkukkan kepalanya.
Itu bagus. Kelihatannya dia mungkin tidak memerlukan pendidikan.

“Tidak ada masalah kalau begitu. Ini adalah kesempatan yang bagus…. Jadi aku akan memberikan hal ini kepadamu, Suu. Dia adalah stewardku yang terpercaya, jadi saat aku sedang tidak ada, kamu harus memperlakukannya seperti wakilku. Apakah kamu mengerti, pangeran?”

Apa yang kuberikan kepada Suu adalah sebuah belati yang kuterima dari Kaisar saat penobatanku.
Bukti bahwa seseorang menjadi seorang bangsawan…. Biasanya, ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah kamu berikan kepada orang lain.

“Eh!? Tuan, ini!”

“Dia adalah wakil anda!?”

Mereka berdua tercengang, tentu saja, karena hal yang berbeda.
Suu terkejut karena telah dianggap sebagai orang kedua milik Keluarga Duke.
Pangeran terkejut dengan kata ‘wakil’ karena suatu alasan.

“Kenapa kamu terkejut!? Aku menghargai orang berbakat disekitarku. Aku sama sekali tidak memikirkan jenis kelamin maupun ras. Dan aku tidak akan mendiskriminasi orang yang mengabdikan diri kepadaku. Aku akan terus mengandalkanmu, ok?”

“Ya, baik! Selama saya masih memiliki nyawa ini….. Tidak, bahkan di akhirat, saya akan selalu setia kepada anda.”

Dia entah kenapa membuatku merasa takut dengan perkataan terakhirnya, tapi aku mengabaikannya.
Bagaimanpun, Aku sudah terbiasa dengan suasana seperti ini karena Albert.

“Begitu…. Jadi dia adalah bawahan setia milik ayah mertua. Sang Kaisar pasti juga akan memanfaatkan hal ini.”

Mungkin kakinya sudah membaik, karena pangeran itu menjadi lebih cerewet.

“Kamu juga harus menemukan bawahan terpercaya untuk dirimu sendiri! Ada batasan pada apa yang dapat kamu lakukan sendirian. Kamu masih punya waktu, jadi kamu harus melakukan yang terbaik.”

“Ya, saya tidak akan pernah melupakan perkataan itu!”

Ya, Aku….. mengatakan sesuatu yang lumayan bagus.
Merasa puas dengan diriku sendiri, aku meminum sedikit teh, ketika Bea masuk kedalam ruangan.

“Zest-sama, selamat datang kembali.”

“Ah, Bea. Apakah kamu menikmati reuni dengan ibu mertua?”

Bea duduk di sebelahku dan aku kemudian mengusap perutnya.
Karena suatu alasan, pangeran itu memelototi Bea.

“Ibu mertua, nama saya adalah Mars. Saya tidak pernah menyangka bahwa ibu mertua saya adalah seorang wanita cantik yang tiada tandingannya….. Haruskah saya merasa senang karena kita menjadi keluarga, atau haruskah saya membenci kemalangan yang tak tertahankan ini? Rambut anda yang berkilau terlihat bagaikan senja dan…….”

“Putra menantu-dono, itu adalah perkenalan yang cukup bersemangat. Apakah kamu mau mati?”

Dia berlutut didepan Bea, saat dia menyapanya dengan bersemangat, dan aku memegangi kepalanya.

“Albert!”

“Ya pak!”

Albert sedang standby di luar ruangan. Dia tampak senang saat dia masuk kedalam ruangan setelah mendengar namanya dipanggil.
Apakah dia merasa bersimpati kepada sang pangeran atau sejenisnya?

“Albert, putra menantu-dono ingin berlatih. Pastikan kamu menjadi partner yang cocok untuknya. Nanti aku juga akan bergabung denganmu.”

“Ya pak! Saya akan melatihnya dengan gaya Keluarga Duke.”

Kami berdua menyeringai, tapi terjadi hal yang tak terduga.

“Zest-sama.”

Dia tersenyum manis.
Pangeran juga menunjukkan sebuah senyum lebar yang menutupi seluruh wajahnya.

“Orang tak tahu malu yang mencoba merayu ibu mertuanya harus dididik dengan benar, Aku juga akan menghubungi ibuku.”

Dan dengan begitu, sudah diputuskan bahwa pangeran bodoh itu membutuhkan sedikit pendidikan.
Dia kelihatannya lemah terhadap wanita.
Saat kami masih memiliki waktu, kami akan mendidiknya dengan tegas.

 

Tiga jam telah berlalu sejak teriakan pangeran mulai terdengar dari lapangan latihan…..
Albert akan menyerangnya tanpa ragu, lalu aku akan menyembuhkannya, dan kemudian Albert akan menyerangnya tanpa ragu lagi.
Hal itu menjadi seperti sebuah festival ketika para ksatria hitam dan unit maid juga bergabung dengan kami.

Namun, cahaya dimata pangeran itu mulai meredup.
Haruskah aku mengakhiri hal ini?
Saat aku hendak mengatakan hal itu, dia juga bergabung dengan kami.

 

“Ayah angkat, dimana orang bodoh yang berani berkata-kata manis kepada Ibu angkatku!?”

 

Tsubaki yang bersenjata penuh mulai melatih sang pangeran dengan benar…..
Tsubaki…. Tidak mirip seperti seorang Nona, saat dia memukul tunangannya menggunakan gauntlet.

“Ara, itu terlihat menyenangkan. Toto-chan, ayo kita bergabung dengan mereka juga.”

(Waaaa!! Karena Papa juga ada disana, kita juga dapat menjadi serius!)

Orang yang paling menakutkan diantara kami, pada akhirnya juga ikut bergabung dalam latihan.
Aku menekankan kedua tanganku dalam posisi berdoa, saat aku mengerahkan seluruh sihir penyembuhku…..

← PREV | Table of ContentsNEXT →


Jika kalian menemukan kesalahan pengetikan atau kesalahan penerjemahan jangan ragu untuk memberikan komentar di bawah postingan ini atau di FP Facebook

7 Comments Add yours

  1. AA says:

    Selamat jalan pangeran elf 👋

    Like

  2. yut4 says:

    Ibu ibu hamilnya nyeremin,,,

    Like

    1. BEA says:

      Siapa yang kau panggil Ibu2? *bawa golok*

      Like

  3. ko says:

    Wkwkwk mati berdiri dah tuh :v

    Like

  4. Trè says:

    sekarang kita sudah tau siapa yg superior di dunia yg zest tinggali… :v

    Like

Leave a comment